Gempa Cianjur meninggalkan duka karena banyak korban jiwa.
CIANJUR – 14 orang meninggal dunia dan ratusan warga lainnya mengalami luka-luka akibat gempa di Kabupaten Cianjur yang terjadi Senin (21/11/2022).
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto mengungkapkan, hingga sore hari terhimpun data adanya 14 orang meninggal dunia akibat gempa Cianjur.
“Data korban akibat gempa Cianjur tersebut masih bisa berubah. Barusan saya mendapatkan laporan 14 orang meninggal dunia,” ungkap epala BNPB, dalam siaran pers virtual.
Baca Juga:7 Pelaku Curanmor dan Penjambretan di Pekalongan DitangkapPertama Kali di Indonesia, Jambore Safety Riding Bagi SMK Binaan Honda Se-Jawa Tengah
Suharyanto menjelaskan, petugas di lapangan hingga saat ini masih melakukan pendataan terkait jumlah korban.
Jumlah korban paling banyak ada di Korban jiwa di Kecamatan Cilaku, Desa Rancagoong sebanya 14 orang meninggal dunia dan 17 luka.
“Data ini besifat sementara dan masih bisa berubah. Saat ini untuk korban masih dalam pendataan,” katanya.
Sementara kerusakan bangunan di Kabupaten Cianjur diantaranya:
7 rumah rusak berat1 unit ponpes rusak berat1 unit RSUD Cianjur3 unit gedung pemerintah3 unit fasilitas pendidikian1 unit toko rusak1 unit cafe rusak
Sementara itu Kabupaten Bogor terdapat 4 unit rumah rusak. “Saat ini masih masa tanggap darurat bencana dan besok saya akan turun langsung ke lokasi untuk pendampingan,” katanya.
Sementara itu, BMKG melaporkan, terjadi longsor di wilayah Cianjur akibat dari gempa bumi. Permodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Hasil monitoring BMKG, sudah terjadi 25 gempa susulan, magnitudo terbesar 4 dan terkecil 1,8 M,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Baca Juga:Paska Pandemi, Dekranasda Kabupaten Pekalongan Terus Fokus Bangkitkan Pelaku UMKMMengenal IPL, Treatment Kecantikan yang Jadi Tren Saat Ini
Pihaknya mengimbau, masyarakat tetap tenang tidak terpancing isu yang tidak jelas sumbernya.
“Hindari bangunan yang retak dan rusak. Masyarakt di perbukitan perlu waspada dengan gempa susulan yang dapat memicu longsoran,” katanya.
Diantara kerusakan yang terdata adalah Gedung Koni, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Warung Kondang, dan bangunan lainnya.
“Ini gempa darat, sehingga tidak berpotensi tsunami. Dengan kekuatan 5,6 m memungkinkan terjadinya kerusakan bangunan,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan Cianjur Ekspres, di Jl Dr Muwardi sejumlah perkantoran mengalami kerusakan.
Warga juga berdatangan ke RSUD Sayang Cianjur, terutama mereka yang mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan.
Belum diketahui jumlah warga yang terluka akibat reruntuhan, hanya saja jumlahnya mencapai ratusan. Bahkan penanganan terhadap pasien yang mengalami luka-luka dilakukan di halaman rumah sakit.