Tidak heran, jika kita semakin mengenal cara berpikir seseorang, memahami peta yang ada di kepalanya, maka akan semakin efektif dalam berkomunikasi dengan lawan bicara. Lawan bicara akan berkata, “Kok kamu ngerti banget tentang yang aku pikirkan sih.” Padahal itu adalah hasil kerja keras memahami cara berpikir orang tersebut.
Oleh karenanya, nilai dari komunikasi adalah pesan yang kita terima dan bukan pesan yang kita kirimkan. Lho kok bisa. Bukannya ketika berkomunikasi kita mengirimkan pesan? Benar, ketika di awal komunikasi kita mengirimkan pesan pada lawan bicara. Tapi nilai komunikasi terletak pada feed back dari lawan bicara.
Semakin kaya wawasan tentang apa yang ada di kepala lawan bicara, semakin banyak pilihan kata yang dimiliki dan semakin mudah berkomunikasi dengan orang lain.
Baca Juga:2 Trik Psikologi Komunikasi Dongkrak Mood Lawan Bicara dan Membangun Relasi yang Nyaman
Tidak heran, orang yang sudah kenal lama bisa bertemu dan berdiksusi selama berjam-jam dan ada saja tema yang bisa dibahas. Itu karena kita sudah memahami isi kepala lawan bicara. Sementara ketika bertemu dengan orang yang baru kita kenal sudah tentu akan mengalami sedikit hambatan dalam komunikasi karena minimnya kosa kata yang difahami.
Dengan demikian akan dicapai tujuan komunikasi yang efektif. Ada empat tujuan komunikasi yang efektif yaitu, pertama mendapatkan tanggapan dari apa yang kita maksudkan dan inginkan. Tidak sekadar apa yang kita katakan. Dengan kata lain, komunikasi efektif adalah ketika mendapatkan tanggapan positif yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Kedua, menghubungkan antara pesan yang kita sampaikan, dengan persepsi seseorang. Ketika keliru menyampaikan pesan, bisa jadi akan diterima tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kadang-kadang beda budaya, beda persepsi. Bicara dengan nada tinggi di daerah tertentu, responsnya biasa saja. Sementara di daerah lain, bicara dengan nada tinggi bisa dianggap marah.
Ketiga, komunikasi efektif adalah mengembangkan kemampuan komunikasi sesuai dengan arah pembicaraan lawan bicara. Lawan bicara suka bola, maka kita harus memiliki pengetahuan tentang bola, lawan bicara suka Moto GP, kita harus memiliki wawasan tentang Moto GP. Lawan bicara suka bisnis, kita harus memahami bisnis.