APA sih psikologi komunikasi itu? Secara sederhana psikologi komunikasi adalah memahami keadaan lawan bicara ketika seseorang berkomunikasi dengan siapapun. Artinya seorang komunikator mempertimbangkan baik-baik bagaimana kondisi psikologi lawan bicaranya.
Apakah dalam keadaan happy, dalam keadaan sakit, atau dalam keadaan bad mood. Bagaimana cara memahami keadaan itu lewat skill psikologi komunikasi? Bagi orang yang memiliki empati yang tinggi dan sering bertemu banyak orang maka akan sangat mudah memahami keadaan tersebut.
Profesi yang memungkinkan bertemu banyak orang adalah marketing, jurnalis, selles, surveyor dll. Bagaimana membuat janji bertemu padahal tidak kenal? Ada banyak cara yang bisa dilakukan. Mulai dari mencari informasi siapa yang kenal orang tersebut dan meminta rekomendasi, sampai nekat mengetuk pintu rumah orang yang bersangkutan.
Baca Juga:Menimbang Kurikulum SD Berbasis KeterampilanMelatih Sikap Kerjasama Anak Melalui Kegiatan Bermain Cublak-Cublak Suweng
Ketika bertemu pertama kali dengan orang asing dan kita sebagai petugas dalam program tertentu, sampaikkan identitas diri secara lengkap. Bila perlu perlihatkan surat tugas. Kemudian sampaikan maksud dan tujuan secara jelas. Ingin mendapatkan apa. Dan terakhir tanyakan, apakah bersedia pada hari dan jam tersebut untuk melakukan pertemuan. Secara psikologi komunikasi, hal ini membuat orang tersebut nyaman bertemu dengan kita.
Jika tidak keberatan dan bersedia, itu artinya pertemuan bisa dilanjutkan. Jika tidak bersedia maka bisa dicari waktu lain sesuai dengan waktu luang yang dimiliki orang tersebut. Jangan sekali-kali memaksa untuk bertemu kalau orang yang bersangkutan belum mempersilakan. Psikologi komunikasi menjadi kunci, orang yang bersangkutan mau bertemu dengan penuh kerelaan atau tidak.
Jika tidak mempertimbangkan aspek psikologi komunikasi maka yang bakal terjadi adalah, pertama, orang yang bersangkutan tidak nyaman untuk diwawancarai. Ketika seseorang tidak nyaman dengan orang lain maka ada hambatan komunikasi bakal muncul. Di sinilah akan terjadi distorsi informasi yang menyebabkan validitas informasi terdegradasi. Bagaimana mau cerita terbuka kepada orang yang tidak membuat seseorang merasa nyaman.
Akibat Buruk Psikologi Komunikasi
Kedua, dengan distorsi informasi maka kualitas wawancara pun menjadi berkurang karena cara mendapatkan informasi ada yang ditutupi oleh nara sumber. Di sinilah hasil wawancara menjadi prematur karena data yang diperoleh sangat dangkal.