Oleh: Furqon, S.Kom (Guru TIK SMP Negeri 1 Kedungwuni)
Pendidikan merupakan usaha dasar agar manusia dapat mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkan potensi manusia dengan mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Salah satu lembaga pendidikan yang memfasilitasi kegiatan belajar ialah sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar serta menerima dan memberi pelajaran sesuai dengan tindakan, jurusan, dan sebagainya. Keberhasilan dalam proses pembelajaran akan tercapai ketika siswa dan guru memiliki kesiapan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran dibutuhkan interaksi yang baik antara siswa dan guru, sehingga orang tidak lagi berpandangan bahwa seorang guru adalah seorang yang serba tahu sedangkan siswa adalah seseorang yang serba tidak tahu.
Bagaimanapun belajar merupakan suatu proses dua arah, dimana siswa memerlukan feedback dari pengajar dan begitupun sebaliknya, agar diperoleh hasil belajar yang lebih efektif Rusman, (2015:1).
Seorang guru harus kreatif dalam memilih metode dan media pembelajaran sesuai dengan keadaan yang dihadapi, baik itu jika kekurangan dari sarana dan prasarana yang tidak memadai atau rusak, atau pun dalam keadaan lingkungan yang tidak kondusif, untuk itu guru harus pandai memilih media pembelajaran apa yang harus digunakan agar materi yang tersampaikan dapat mudah dipahami dan dipelajari oleh siswa. Salah satu contohnya seperti apa yang penulis alami yang awalnya menggunakan metode pembelajaran Dikte pada mata pelajaran TIK di kelas IX A di SMP Negeri 1 Kedungwuni ini berakibat kurang baik kepada siswanya,dikarenakan siswa banyak yang sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Sehingga dari 19 siswa yang diberkan tugas pada mata pelajaran TIK di kelas IX A yang nilainya tuntas hanya beberapa siswa saja. Sehingga siswa lainnya banyak yang tidak tuntas kerena belum memahami materi yang disampaikan. Solusi sementara guru menggunakan media pembelajaran berbasis video ini sebagai pengefektifan dalam menyampaikan materi, dan juga guru tersebut membuat video yang menarik agar siswa tidak bosan, bersemangat dalam mengikuti pelajaran, dan mudah memahami atau mengerti materi yang disampaikan, sehingga siswa memperoleh nilai yang memuaskan pada saat diberikan sebuah ujian atau pertanyaan, rumusan masalah kurangnya sarana dan prasarana labolatorium menyebabkan proses pembalajaran terhambat dan metode pembelajaran Dikte menyebabkan siswa sulit memahami materi yang disampaikan, sehingga berakibat nilai pada mata pelajaran TIK di Kelas IX A tidak tuntas. Menurut Scramm dalam Rusman (2013:159) Media adalah teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media ada yang tinggal dimanfaatkan oleh guru (by utilization) dalam kegiatan pembelajaran, artinya media tersebut dibuat oleh pihak tertentu (produsen media) dan guru tinggal menggunakannya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, begitu juga media yang sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk yang dapat langsung digunakan.