Islam moderat atau dengan kata lain Islam Washathiyah adalah nilai-nilai islam yang dibangun atas atas dasar pola pikir yang lurus dan petengahan tidak berlebihan dalam hal tertentu. Islam Wasatha berarti adil atau sesuatu yang berada di pertengahan. Islam washathiyah adalah yakni islam tengah diantara dua titik ekstrem yang saling berlawanan yaitu antara taqshir (meremehkan) dan Ghuluw (Berlebih-lebihan) atau antara liberalisme dan radikalisme. Islam washathiyah berarti islam jalan tengah. Tidak terlibat kekerasan sampai pembunuhan, terbuka dan berada diatas semua golongan.
Islam Washathiyah atau yang dikenal dengan islam moderat adalah islam yang cinta damai, toleran, menerima perubahan demi kemaslahatan, perubahan fatwa karena situasi dan kondisi, dan perbedaan penetapan hukum karena perbedaan kondisi dan psikologi seseorang adalah adil dan bijaksana. Sehingga menjadi umat islam menjadi umat yang paling sempurna agamanya, paling baik akhlaknya dan paling utama amalnya.
Washat atau jalan tengah dalam beragama Islam dapat diklasifikasikan ke dalam 4 lingkup :
Baca Juga:Implementasikan Pendidikan Anti Korupsi di Ranah PendidikanSuper … Madrasah Tsanawiyah Nurul Qomar Pekalongan Gratiskan Anak Yatim
- Washat dalam masalah Aqidah. (Dalam persoalan iman kepada yang ghoib)
- Washat dalam masalah ibadah (Dalam menyeimbangkan antara hablum minallah dan hablum minanas)
- Washat dalam masalah perangai dan budi pekerti (Dalam masalah perangai dan budi pekerti islam memerintahkan manusia untuk bisa menahan dan mengarahkan hawa nafsunya agar tercipta budi pekerti yang luhur/ akhlakul karimah dalam kehidupan sehari hari)
- Washat dalam masalah persoalan tasyrik ( Selalu tunduk dan patuh pada syari’at Allah dan menjaga keseimbangan tasyri’ dalam islam yaitu penentuan halal dan haram yang selalu mengacu pada alasan manfaat-mandhorot, suci–najis, serta bersih kotor.
Ciri- Ciri Islam Washathiyah antara lain :
- Tawassuth (Mengambil Jalan Tengah)
- Tawazun (Berkeseimbangan)
- I’Tidal (Lurus dan Tegas)
- Tasamuh (Toleransi)
- Musawah (Persamaan)
- Syura (Musyawarah)
- Islah (Reformasi)
- Aulawiyah (Mendahulukan yang prioritas)
- Tathawur wa Ibtikar (Dinamis dan Inovatif)
- Tahadhdhur (Berkeadaban)
Metode menanamkan nilai Islam kepada peserta didik melalui pembelajaran Akidah Akhlak, yaitu:
- Keteladanan. Metode keteladanan yaitu metode yang memperlihatkan teladan secara langsung, yang mencerminkan sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan akhlakul karimah, maupun tidak langsung seperti melalui kiah-kisah teladan.
- Pembiasaan. Metode pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan dan berlaku begitu saja tanpa proses berfikir. Dengan metode ini, memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan konsep ajaran agama dan akhlakul karimah, baik secara individu maupun kelompok.Pembiasaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, di antaranya:Pembiasaan dalam akhlak, berupa pembiasaan bertingkah laku yang baik, Pembiasaan dalam ibadah, berupa pembiasaan sholat berjamaah, Pembiasaan dalam keimanan, berupa pembiasaan agar anak beriman dengan sepenuh jiwa dan hatinya, Pembiasaan dalam sejarah, berupa pembiasaan agar anak membaca dan mendengarkan sejarah kehidupan Rasulullah SAW, para sahabat dan para pembesar Islam, agar akan bisa mengambil tauladan mereka.
- Pengalaman. Metode pengalaman dapat digunakan dalam proses penanaman nilai religius peserta didik melalui pemberian pengalaman langsung. Dengan metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman religius baik secara individu maupun kelompok. Metode pengalaman yaitu dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan keagamaan, seperti berinfak sebulan sekali dengan mengumpulkan kaleng infak yang telah dibagi oleh sekolah, melakukan shalat dhuha dan merasakan dampak dari shalat dhuha tersebut.