Lebih lanjut, Executive Coach & Mentor for Climate & Sustainability Actions Amanda Katili Niode menyampaikan pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam berbagai upaya mengkampanyekan percepatan penanggulangan perubahan iklim.
Utamanya dengan berjejaring bersama komunitas pegiat aksi perubahan iklim lainnya.
Salah satunya seperti program Youth Leadership Camp for Climate Crisis (YLCCC) yang telah dilakukan sejak 2011.
Kini, sudah lebih dari 2.500 alumni YLCC yang terus berupaya dalam membangun jaringan generasi muda Indonesia yang peduli dengan memberikan solusi nyata dalam penanggulangan krisis iklim.
Baca Juga:Danramil 02/Pekalongan Timur Ajak Warga Tidak Buang Sampah di Pinggir JalanTarget Kinerja Kemenkumham Tahun 2023 Rampung Dirumuskan
Selain berkunjung ke PPT, BLDF juga mengajak rombongan untuk mengunjungi Mangkang, Semarang, yang menjadi salah satu desa percontohan penanaman mangrove yang dibina oleh BLDF sejak 2008.
Pada kesempatan ini, rombongan disambut oleh Sururi, petani binaan BLDF yang menginisiasi rehabilitasi ekosistem mangrove di garis pantai Desa Mangkang seluas hampir 80 hektar, dengan 27 jenis mangrove.
Tidak hanya berdampak ekologis, pelestarian kawasan pesisir yang dilakukan Sururi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar dengan memanfaatkan buah mangrove sebagai pewarna untuk usaha batik, bahan pengolahan makanan dan sirup.
BLDF senantiasa berkomitmen menggandeng lebih banyak pihak termasuk melibatkan generasi muda untuk menyebarluaskan semangat cinta lingkungan dari mulai cara yang paling sederhana yaitu menanam pohon serta merawatnya.
Dalam rangkaian kegiatan Presidensi G20 yang baru saja selesai dilaksanakan, Presiden Joko Widodo pun menggandeng pemimpin-pemimpin negara lain untuk ikut menanam pohon sebagai bentuk upaya konkret dalam upaya bersama terkait perubahan iklim. (*)