5 Langkah Mengatasi Gangguan Kecemasan agar Kembali Menjadi Tenang

5 Langkah Mengatasi Gangguan Kecemasan agar Kembali Menjadi Tenang
Gangguan kecemasan bisa diselesaikan dengan metoda terapi tertentu. (foto: Hermina Hospital)
0 Komentar

Gangguan kecemasan berbeda dengan khawatir. Gangguan kecemasan muncul dengan waktu dan intensitas yang berlebihan.

PEKALONGAN, radarpekalongan.id – Rasa cemas adalah hal yang wajar dialami oleh setiap orang. Terutama  ketika menghadapi sesuatu yang belum pasti atau belum pernah dialami. Ibu muda yang tengah hamil, cemas menghadapi masa persalinan. Seseorang yang belum pernah mengalami operasi dan harus dioperasi. Sementara gangguan kecemasan dalah rasa cemas yang menghantui terus menerus.

Cemas adalah cara tubuh memberikan warning (peringatan) agar kita berhati-hati. Berbeda dengan gangguan kecemasan, tensi cemasnya sudah berlipat ganda menjadi 10 kali lipat. Ada perasaan dihantui oleh satu hal dan khawatir terjadi apa-apa terhadap kita.

Baca Juga:Beda Otak Kiri dan Kanan hanya MitosPertemuan Besar Multaqa Ulama Qur’an Nusantara

Saya pernah mempunyai klien hipnoterapi yang menderita gangguan kecemasan insomnia. Kalau insomnia saja sebenarnya ketika akar masalahnya ditemukan, akan jauh lebih mudah ditangani. Namun kalau sudah sampai kepada gangguan kecemasan akibat isomnia, maka ceritanya menjadi berbeda.

Sebut saja si A. Dia berkata sudah 6 bulan ini menderita insomnia. Awalnya ada rasa sakit di daerah sinus kemudian dilakukan operasi dan berhasil. Namun entah apa yang dipikirkan klien ini, susah tidurnya tidak juga berhasil diatasi. Bahkan ketika janjian dengan saya untuk terapi dia sampai berkata, apakah insomnia bisa disembuhkan dengan hipnoterapi?

Gangguan insomnia sederhana sebenarnya mudah diatasi. Tapi kalau sudah pada level gangguan kecemasan atas insomnia maka ceritanya akan berbeda. Klien saya ini sudah masuk dalam level ganggungan kecemasan atas insomnia yang dideritanya.

Setelah operasi sinus, bukannya hilang insomnianya, namun kian menjadi. Bahkan ketika klien datang ke saya, level gangguan kecemasan-nya muncul dalam kata-kata, “Apakah nanti malam saya bisa tidur atau tidak. Saya cemas nanti malam tidak bisa tidur.  Atau Kalau pun bisa tidur hanya sekitar 10 menit kemudian terbangun lagi. Hal itu terus menerus terulang.”

Wow… saya agak kaget dengan kata-katanya. Padahal kata-kata itu bisa menjadi keyakinan baru. Dan jika diyakini makan masuk dalam program pikirannya. Ketika masuk dalam program pikiran bawah sadar, kondisi serupa akan berulang karena sudah menjadi pola.

0 Komentar