Radarpekalongan.id – Rencana pengajuan keaya sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO oleh 4 negara ASEAN, menarik perhatian masyarakat. Sebab tak ada nama Indonesia di dalamnya. Keempat negara ASEAN yang bergerak dalam rencana tersebutyakni Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.
Namun sebenarnya Indonesia sudah lebih dulu bergerak untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO. Adalah Kota Pekalongan yang sudah mencanangkan rencana tersebut pada peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2 Oktober 2022 lalu.
Dalam upacara peringatan HBN di Halaman Museum Batik Pekalongan, 2 Oktober 2022, dilakukan pencanangan rencana pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO.
Baca Juga:Pemilu 2024, Alokasi Kursi DPRD Kota Pekalongan Tetap 35 dengan 4 DapilApple Tertarik Beli Manchester United, The Red Devils Bisa Jadi Klub Terkaya
Bahkan dalam upacara, dibacakan deklarasi bersama lima organisasi wanita yakni TP PKK Kota Pekalongan, Perkumpulan Anisa Sholehah, Dharma Wanita Persatuan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), dan komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) untuk mendukung rencana tersebut.
Perwakilan dari organisasi wanita membacakan deklarasi berisikan dukungan untuk mengajukan kebaya sebagai warisan budaya dunia. Perwakilan dari Perkumpulan Annisa Sholehah, Maryati, membacakan deklarasi tersebut dalam kegiatan upacara peringatan Hari Batik Nasional.
“Menyatakan bahwa dunia perlu mengetahui dan mengakui kebaya dalah busana warisan leluhur nusantara sejak ratusan tahun yang lalu. Oleh karena itu, kami semua mendukung langkah-langkah untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia,” katanya.
Dilansir dari indozone.id, Ketua I Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan, Romi Oktabirawa menyatakan bahwa Kota Pekalongan sudah mulai tahap awal proses pengajuan yakni mulai melakukan pengumpulan data. Sebab untuk mengajukan ke UNESCO, diperlukan data yang akurat mengenai perjalanan kebaya sebagai busana yang selalu dipakai oleh masyarakat baik di Pekalongan maupun Indonesia.
Dikatakan Romi, Kota Pekalongan sudah memiliki riwayat baik dalam pengajuan warisan budaya ke UNESCO. Pada pada 2009 lalu Kota Pekalongan merupakan pelopor untuk mengajukan batik sebagai ‘Integible Culture Heritage’ ke UNESCO. “Harapannya kebaya juga kita akan menjadi penggagas yang pertama untuk pengajuan sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO,” kata Romi
Romi menyatakan, sejauh ini baru Kota Pekalongan yang berinisiasi untuk mengajukan kebaya sebagai warisan budaya dunia. Sehingga ke depan dibutuhkan dukungan masyarakat seluruh Indonesia untuk mewujudkan tujuan tersebut. “Sebelumnya tidak ada yang mengajukan. Kami berharap ke depanada sinergi dari masyarakat dan daerah lain karena ini tingkatnya internasional bukan lagi nasional,” harapnya.(nul)