“Untuk tahun-tahun kedepan mungkin kita akan menyentuhnya ke banyak faktor. Kemarin cuma beberapa faktor yang bisa kami lakukan di sini. Terutama pendampingan ibu-ibu PKK, pendampingan kesehatan, pengembangan produk-produk dari dapur sehat,” kata dia.
Disinggung faktor pemicu di Kabupaten Pekalongan, ia mengatakan kecukupan gizi di masyarakat sudah cukup baik. Namun ada yang kurang pengetahuannya. “Jadi Sudah tahu tapi tidak melaksanakan,” katanya.Dikatakan, banyak kader-kader di Kabupaten Pekalongan butuh diupgrade. “Mungkin pergantian kader-kader yang sudah sepuh digantikan dengan kader yang lebih muda sehingga mungkin ada ilmu pengetahuan baru. Dan juga mungkin dari sisi relief dari lokasi. Seperti daerah pegunungan kurang terjangkau akses kesehatan misalkan kurang pembuangan sanitasi. Untuk tahun-tahun depan kita akan menjangkaunya ke sana,” ujar dia.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar mengatakan, Pemkab Pekalongan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed mengadakan kegiatan deklarasi 10 desa gotong-royong cegah stunting (gong ceting) Kabupaten Pekalongan, sekaligus pemecahan rekor MURI 14 ribu porsi ceting. Dimana, Kabupaten Pekalongan menyajikan 1000 porsi.
Baca Juga:Wadan Paspamres Ketua Ikatan Alumni SMAN Kajen Kabupaten PekalonganRumah Sodikin Dihajar Longsor, Polsek dan Koramil Lebakbarang Bersihkan Longsoran
“Konteksnya adalah pencegahan stunting. Stunting masih menjadi isu strategis, persoalan serius pemerintah Indonesia termasuk Kabupaten Pekalongan. Ini adalah langkah-langkah nyata yang dilakukan pemerintah. Kita menggandeng kolaborasi pentaholik. Hari ini kita bersama dengan perguruan tinggi Unsoed,” katanya. (had)