Radarpekalongan.id – Para penikmat kopi pasti sering mendengar istilah Arabika dan Robusta. Dua nama tersebut merupakan nama dari spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di dunia. Selain keduanya, ada spesies lain yang juga mulai ramai dibudidayakan yaitu Liberika.
Lantas apa perbedaan antara dua spesies kopi ini? Untuk membedakan keduanya, bisa dilihat dari berbagai sisi. Bentuk fisik biji kopi, dan rasanya.
1. Bentuk Biji Kopi
Dari segi bentuk fisik, Arabika dan Robusta terlihat berbeda. Biji kopi Arabika lebih banyak berbentuk sedikit lonjong dan berukuran lebih besar dibanding biji kopi Robusta yang umumnya berbentuk bulat dengan ukuran yang sedikit lebih kecil dari Arabika.
2. Rasa
Baca Juga:Pendaftaran PPK Pemilu 2024 Masih Dibuka, Sudah 200-an Pendaftar MasukFantastis! Cristiano Ronaldo Ditawari Kontrak Rp3,5 T dari Klub Arab Saudi
Sementara dari segi rasa, umumnya Robusta sering digambarkan sebagai kopi yang pahit. Rasa pahit dari kopi Robusta, berasal dari kandungan kafein yang dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan Arabika.
Namun kini sudah banyak inovasi yang dilakukan para processor kopi. Melalui berbagai proses pascapanen, sudah banyak kopi Robusta yang memiliki rasa unik meski tak meninggalkan rasa dasarnya.
Sedangkan Arabika, memiliki rasa yang lebih ringan saat diminum. Arabika lebih aromatik dan kaya rasa. Ini karena kandungan gula dalam kopi Arabika dua kali lebih banyak dibandingkan kopi Robusta.
Saat ini, banyak inovasi proses pascapanen dari prosesor kopi terhadap kopi Arabika. Hal ini kemudian berdampak pada rasa kopi Arabika yang kini makin kaya dan beragam.
3. Harga
Dari segi harga, kopi Robusta lebih banyak dijual dengan harga murah dibandingkan kopi Arabika. Ini dikarenakan budidaya kopi Robusta lebih mudah. Tanaman kopi Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, mudah untuk ditanam dan dirawat. Robusta juga dapat memberikan hasil panen yang lebih banyak dibandingkan Arabika.
Rahasia ketahanan tanaman kopi Robusta terletak pada kandungan kafein dan asam klorogeniknya yang tinggi, yang berfungsi sebagai pestisida alami untuk melindungi diri dari serangan hama dan penyakit.
Sedangkan kopi Arabika, umumnya ditaman di atas ketinggian 1.000 mdpl. Daerah subtropis adalah daerah yang ideal untuk kopi Arabika, karena daerah tersebut punya tanah gembur (atau tanah vulkanik), curah hujan merata, serta sinar matahari cukup, yang membuat Arabika dapat tumbuh dengan baik. Namun, Arabika adalah jenis kopi yang tidak mudah untuk dirawat. Tanaman kopinya cukup rentan terhadap hama dan penyakit.