Namun sebaliknya, jika ada program yang masuk –walaupun tanpa direncanakan— maka program itu juga akan terinstal ke dalam pikiran anak tersebut. Contohnya, seorang anak melukis gajah di sekolah. Kemudian anak memperlihatkan gambar tersebut kepada gurunya.
Gurunya berkata, “Gambarmu jelek nak. Gajah kok kaya gitu.”
Anak tadi tidak berhenti sampai di situ, ia juga memperlihatkan kepada temannya. Karena temannya juga tidak mengerti program pikiran maka dengan entengnya temannya berkata,
“Gambar gajah kok kaya gitu ya. Jelek banget. Gajahnya terlalu gemuk.”
Baca Juga:4 Makna Surat Al Ikhlas Bagi Siswa SD dan Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hariPAC Muslimat NU Wonopringgo Melakukan Papanisasi di 33 Titik
Walaupun sudah dua orang yang berkata negatif, sampai di rumah anak ini kembali memperlihatkan gambar kepada orang tuanya. Sayang sekali orang tuanya bukannya mendukung malah bicara apa adanya.
“Kamu tidak berbakat menggambar nak. Gambar gajahmu sama sekali tidak mirip.”
Sampai di situ anak kecil tadi menyerah. Dan dia berkesimpulan bahwa dia tidak berbakat menggambar karena hasil gambarnya jelek.
Kalau diasumsikan kepercayaan diri anak itu ada seperti meja, ada 4 kaki, maka 3 kaki kepercayaannya hancur karena orang dekat yang dia percayai mengatakan hal yang buruk. Dan meja itu ambruk. Jangan harap anak ini mau lagi untuk melukis karena citra dirinya tentang melukis sudah dihancurkan orang sekitarnya.
3. Hipnosis-Hipnoterapi untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain
Saya pernah dikontak oleh seseorang yang ingin diterapi. Tapi terapinya untuk orang lain. Dia berkata kira-kira seperti ini.
“Pak saya mau konsultasi hipnoterapi.”
“Iya bagaimana mas,” saya menjawab
“Saya ingin dihipnoterapi agar pacar saya tidak memutuskan saya.”
“Maksudnya bagaimana mas?” Saya balik bertanya karena permintaannya kurang jelas.
“Iya, kemarin pacar saya marah-marah kepada saya dan dia katakana pada hari itu hubungan pacaranna putus. Jangan menghubungi dia lagi. Sementara saya masih cinta,” tuturnya lagi.
Saya jelaskan, hipnosis-hipnotrapi itu bukan untuk orang lain tapi untuk diri kita sendiri. Artinya, kita tidak bisa datang kepada hipnoterapis untuk menterapi kakak kita, orang tua kita, pacar kita, tetangga kita.
Baca Juga:Guru Dituntut untuk Memperbarui PengetahuanKemendikbudristek Dukung Sail Tidore 2022, Hadirkan Band Marasante
Ketika kita datang ke hipnoterapis maka yang diterapi adalah kita sendiri, bukan orang lain. Bahkan orang tua yang datang dan meminta hipnoterapi untuk anaknya, itu pun tidak bisa. Harus anaknya sendiri yang meminta untuk dihipnotrapi.