Tiga Gaya Belajar Siswa adalah Visual, Audio dan Kinestetik
PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Siswa akan menjadi seperti apa, pandai, biasa-biasa saja, 90% dipengaruhi oleh stimulus guru dalam mengajar. Apakah gaya mengajar guru menyesuaikan gaya belajar siswa atau tidak.
Apa sih gaya mengajar? Gaya mengajar adalah cara guru mengajar dengan metoda tertentu untuk mencapai target tetentu. Hal itu bermacam-macam, ada yang menggunakan strategi ceramah, stretegi sosiodrama, strategi kunjungan ke tempat tertentu dll. Mana yang lebih baik dari gaya mengajar tersebut? Yang paling baik adalah yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
Berikut adalah gaya belajar siswa sesuai dengan stimulus yang paling dominan dalam diri setiap siswa.
Baca Juga:Perempuan Perlu Bicara 20.000 Kata per Hari, 5 Tips untuk para Suami agar Jadi Pendengar yang BaikHUT ke-51 KORPRI, Serahkan Penghargaan Prestasi
1.Gaya Belajar Visual (Stimulis Dominan dari Mata)
Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan sangat senang dengan stimulus yang memancing feed back dari mata. Metoda mengajarnya dapat menggunakan slide proyektor dan di dalamnya ada film-film pendek yang memperkuat tema yang dijelaskan.
Atau cara lain yang bisa digunakan adalah membawa alat-alat tertentu yang berwarna-warni yang sesuai dengan tema mengajar. Untuk kelas bawah seperti di TK, membawa balon warna warni adalah cara yang paling mudah memberikan stimulus.
Biasanya di dalam balon itu ada kertas penugasan yang berisi tentang berbagai macam hal yang diketahui oleh siswa. Sebelumnya siswa wajib memecahkan balon tersebut. Ketika balon meledak dan kertas keluar, tugas di dalamnya bermacam-macam sesuai dengan tema. Apakah menyanyikan lagu anak-anak, membaca surat-surat pendek atau sekadar bertanya siapakah nama orang tuanya.
2. Gaya Belajar Audio (Stimulus Dominan dari Telinga)
Gaya belajar ini lain dari visual. Stimulus paling dominan dari pendengaran. Cara-cara membuat siswa dengan gaya belajar ini happy belajar adalah dengan bernyanyi, mendongeng, perintah yang sifatnya verbal dll.
Suatu ketika, seorang siswa diminta belajar oleh gurunya. Tanpa disangka, bukannya membaca buku, tapi meminta temannya membacakan buku itu. Untungnya temannya mau membacakan sampai selesai.
Apakah ini kelainan? Sudah tentu bukan. Ini adalah cara siswa belajar dengan metoda audio. Semakin nyaring suara yang didengarkan, semakin cepat masuk ke dalam memori jangka panjangnya.