3. Gaya Belajar Kinestetik (Stimulus Dominan dari Gerak dan Rasa)
Suatu hari saya bertanya kepada seorang siswa, pelajaran apa yang paling disukai? Siswa tersebut menjawab, pelajaran olahraga. Saya balik bertanya, mengapa olahraga adalah pelajaran yang paling disukai.
Dia menjawab lagi, karena dirinya bisa bergerak secara bebas ke sana kemari. Dan dirinya sangat bahagia ketika bisa secara maksimal menggerakkan tubuhnya.
Siswa dengan gaya belajar kinestetik jangan harap bisa tenang, diam dan tekun. Siswa ini perlu tubuh yang bergerak. Pernah kah Anda jika menjadi seorang guru di kelas ada siswa yang tidak mau duduk? Maunya ke sana kemari bahkan ada yang mengganggu temannya?
Baca Juga:Perempuan Perlu Bicara 20.000 Kata per Hari, 5 Tips untuk para Suami agar Jadi Pendengar yang BaikHUT ke-51 KORPRI, Serahkan Penghargaan Prestasi
Dialah si kinestetik. Tukang bergerak, tukang mondar-mandir. Pelajaran favoritnya olahraga dan dia sangat senang jika gurunya meminta untuk berlari, melompat, mondar-mandir atau hal-hal lain yang membutuhkan gerak.
Apakah semua guru memahami gaya belajar siswa? Ada yang memahami ada juga yang tidak. Ada yang memahami dan belajar untuk mempraktekkan, ada juga yang memahami tapi tidak mempraktekkan.
Dan lebih banyak lagi guru yang tidak memahami. Jangankan mempraktekkan, faham saja tidak. Sehingga guru tipe ini tidak peduli apa itu gaya belajar siswa dan apa itu gaya mengajar guru.
Idelanya, gaya mengajar guru menyesuaikan gaya belajar siswa. Mengapa? Agar siswa mudah memahami pelajaran karena sesuai dengan gaya belajarnya. Contohnya, ketika guru menghadapi siswa dengan tipe belajar kinestetik, maka sering-sering dilakukan praktek bukan teori.
Siswa kinestetik terlalu bosan mencatat pelajaran. Siswa jenis ini ingin langsung mengerjakan dan mempraktekkan sesuatu. Intinya, siswa jenis kinestetik ogah untuk terlalu banyak mencatat di buku. Mencatat seperlunya saja. Apalagi kalau mencatat berlembar-lembar, sangat membosankan.
Untuk mengajar siswa dengan tipe visual, ambil alat peraga yang mencolok terutama dalam hal warna. Sehingga secara identifikasi gambar dapat mengasosiasikan gambar dengan konten pelajaran.
Demikian halnya dengan siswa visual. Menggunakan power point dan slide proyektor serta film pendek sangat menyenangkan siswa visual. Matanya puas dengan tampilan yang ada di skrin di depan kelas.