*Dipuji Jadi Gedung Guru PGRI Kabupaten Termewah di Indonesia
BATANG – Gedung Guru PGRI Kabupaten Batang, diresmikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Batang, Kamis (1/12/2022) di Jalan Letjend Suprapto Kasepuhan Batang. Gedung yang menelan biaya Rp7,5 miliar ini, menjadi persembahan PGRI dan Guru Kabupaten Batang untuk seluruh masyarakat Batang.
Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki berharap gedung ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Karena penggunaannya yang tidak hanya diperuntukkan untuk guru. Lani juga mengapresiasi semangat para guru yang secara swadaya dan mandiri dalam membangun gedung ini.
“Yang perlu diapresiasi tidak hanya gedungnya yang megah. Tetapi juga kemegahan hati para guru-guru di Batang yang sudah swadaya dan mandiri berkontribusi membangun gedung guru,” ujarnya.
Baca Juga:Desember Tiba, 15 Asupan Drama Korea Baru Siap Masuk List TontonanTarget Turunkan Inflasi, BI Tegal Operasi Pasar 1000 Paket Sembako di Batang
Gedung Guru PGRI Kabupaten Batang ini dipuji sebagai gedung guru kabupaten termegah di Indonesia. Pujian ini pun dilontarkan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Prof Dr Unifah Rosyidi, saat menghadiri peresmian didampingi Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi.
“Gedung Guru PGRI Batang ini menjadi salah satu yang termegah ya di Indonesia. Tapi itu untuk ukuran gedung kabupaten. Kalau gedung tingkat provinsi lain lagi ya. Yang perlu dihormati adalah spirit mereka untuk membangun secara mandiri,” jelasnya.
Ketua PGRI Kabupaten Batang, M Arief Rohman menyebut, gedung ini sudah diinisiasi sejak 2015. Dan pembangunan gedung dimulai sejak tahun 2019. Gedung ini terdiri dari dua lantai, dengan luasan lantai pertama 1.120 meter persegi dan luasan lantai kedua 240 meter persegi.
“Gedung ini diperutukkan untuk berbagai kegiatan penunjang guru. Seperti workshop, diklat dan lainnya. Meski begitu gedung ini menjadi persembahan kami untuk masyarakat Batang. Sehingga masyarakat juga bisa menggunakan gedung ini untuk keperluan hajatan atau kegiatan lainnya.” pungkasya.
Hingga saat ini pembangunan gedung ini sudah menelan biaya Rp7,5 miliar. Meski begitu diperkirakan masih membutuhkan anggaran hingga Rp1,5 miliar untuk kebutuhan meubelair, paving, jaringan internet, cctv dan lainnya.
“Jadi anggaran pembangunan gedung ini merupakan swadaya dari para guru-guru. Khususnya dari guru-guru yang sudah sertifikasi, ada sekitar 3-4 ribu guru. Dimana tiap bulannya para guru menyisihkan sebagian tunjangan sertifikasinya untuk iuran,” pungkasnya. (nov)