“Agh, kamu mah gitu, sama temen sendiri pelit. Perhitungan.”Anggap saja ungkapan itu ditujukan untuk kamu. Yang mengucapkan teman se-tongkronganmu, circle asyik-asyikmu lah. Pun ungkapan itu disampaikan tidak dengan serius-serius amat, becanda malah, pas hangout di mana gitu. Pertanyaannya, apakah ungkapan remeh itu berdampak ke dirimu?
Tentu saja dalam situasi ketika kamu menerima ungkapan remeh itu dari temanmu, tidak ada yang berubah. Mungkin kamu dan teman-teman yang lain, termasuk yang mengungkapkan, juga meresponnya dengan santai, sambil cengengesan berjamaah. Nothing lah saat itu. Tetapi tidak ketika kamu pulang ke rumah. Cepat atau lambat, otakmu akan mengais-kais potongan adegan kecil sebelumnya. Vibe -nya pun mendadak amat berbeda, hatimu mungkin ikut melarutkannya, lalu ujung-ujungnya batinmu akan berbisik lirih, Kuharus milikimu…Owalah, ini mah lagu Dewa keles.
Ungkapan Remeh tapi Memengaruhi
“Apa iya sih aku pelit, apa iya sih aku perhitungan ke temen…” Dan bersitan-bersitan liar lainnya sebagai narasi. Perasaaan aku selalu bantu dia, bukannya kalau nongkrong aku rajin patungan, dan bla bla bla. Mungkin inilah titik persimpangan batin, antara kamu terpengaruh dengan ungkapan remeh temanmu dengan sekuat tenaga kamu berupaya menolak “tuduhan” temanmu. Tapi apapun itu, ketika ucapan yang sederhana dan terkesan sambil lalu itu membekas dalam pikiranmu, dan memaksamu menakar dirimu sendiri, fix! Itu artinya kamu sudah terpengaruh dengan ungkapan itu. Ungkapan remeh itu telah mengusik hatimu.
Ilustrasi ungkapan remeh (Freepik.com)
Baca Juga:Harga Komoditas Pangan Mulai Naik Jelang Nataru, Pemkab Batang Klaim Masih StabilSempat Terlambat, Proyek Jalan Bandar-Tulis Senilai Rp 12 Miliar Akhirnya Selesai
Sejurus berikutnya, yang terjadi terjadilah. Kamu akan sering memikirkan ulang ungkapan receh itu. Saat di ruang kelas atau kuliah, di tempat kerja atau di ruang rapat. Bahkan kemungkinan besar saat di toilet.
Ssst…tulisan ini juga jangan dibaca serius-serius amat loh. Kalau setelah membaca ini kamu masih kepikiran, itu artinya…..
Hehehe, itulah komunikasi, yang goal-nya adalah memengaruhi. Ya seperti ungkapan temanmu itu, atau pidato seorang tokoh yang membuatmu tersentuh, atau dialog tokoh antagonis dalam drakor favoritmu yang terngiang-ngiang di kepala, atau ungkapan guru SMA yang masih kamu kenang sampai saat ini, dan sekawannya. So, komunikasi sejatinya adalah how influencing others. Tabik! []