Ya seperti sang guru matematika itu, ucapannya mungkin dimaksudkan guyon. Tetapi saya mengenangnya sebagai cap negatif yang abadi. Dan lagi, ungkapan sepelenya itu telah membuat anak yang sejak kecil mencintai matematika, menjadi membenci matematika. Dahsyat bukan?!
Semoga kita tak mudah mengucapkan label-label buruk untuk orang lain, terutama anak-anak kita. Karena kata-kata yang sudah terlanjur menancap di hati orang lain itu teramat mustahil untuk direvisi. Saat itulah kita menginsafi, bahwa kita tak berdaya mengontrol dampak dari omongan kita. Tabik! []