Mencintai atau membenci itu sewajarnya saja. Jangan over, jangan lebay. Begitu pesan Nabi Saw yang sering kita dengar. Karena hati (qalbu) manusia memang bisa amat dinamis, berbolak balik. Bagaimana jika siapa atau apa yang kamu cintai hari ini, karena dinamika tertentu, besok menjelma menjadi sosok atau hal yang kita benci. Pun sebaliknya, apa yang kamu benci bisa saja besok jadi penyelamatmu.
Tetapi nasehat bijak ini seringkali kurang bermakna dalam situasi normal. Suatu hari saat kamu sedang amat antusias menceritakan orang yang kamu cintai, atau tokoh yang kamu idolai, atau teman baru yang telah membuatmu bersimpati, lalu seorang teman dengan guyon menimpali; Awas, jangan lebay cerita kebaikannya, besok-besok kalau dia ternyata begini begitu, tar kecewa.” Dan besar kemungkinan celetukan temanmu ini auto merusak vibe -mu, membuatmu jadi tidak nyaman.
Sebaliknya, di hari lainnya, saat sedang emosional menceritakan seseorang yang kamu benci, menguliti daftar keburukannya dari A sampai Z, seorang bestie mencoba mentralisir. “Udah ah, jangan over gitu membencinya, tar besok jatuh cinta kamu yang canggung sendiri.” Yang mungkin terjadi selanjutnya adalah kamu minimal kesal dengan sohibmu yang dianggap sok bijak itu, atau dampak terparah adalah kamu menambah daftar orang yang kamu benci, ya si bestiemu tadi itu.
Baca Juga:Mantan Wakil Bupati Kendal Ini Didorong Maju Pencalonan Ketua PCNUAwal Desember, Perumda Sendang Kamulyan Sudah Realisasikan Target Dividen Rp 4 Miliar
Mungkin begitulah tabiat manusia, kita semua, potensinya selalu serupa itu. Saat kita tengah larut dengan satu hal, kita akan kesulitan menerima opsi lain yang sebaliknya. Hatinya akan resisten, bagaimana mungkin cinta menjadi benci, benci menjadi cinta, simpati menjadi antipati? Begitulah gejolaknya, sampai tahap di mana kenyataan hidup ternyata berkata sebaliknya.
Sekarang mari bicara tentang tikus. Ini adalah binatang yang amat saya benci, karena sering bikin emosi. Di rumah besar dan berumur yang aku tempati, tikus sering berulah. Mulai mengobrak abrik sisa sampah di dalam rumah, mencuri makanan di atas meja, sampai suara derit dan aksi balapan ala mereka di atap rumah yang entah kenapa selalu sukses membuat tensi sedikit naik. Belum lagi kotoran yang ia tinggalkan di sudut rumah atau kolong meja dan lemari.