Alhamdulillah, Gunung Semeru Turun Status Menjadi Siaga

Gunung Semeru
PVMBG Badan Geologi telah menurunkan status Gunung Semeru di Lumajang dari Awas (Level IV) ke Siaga (Level III). Kini warga bisa aktivias kembali. (Radar pekalongan.id/dokumen)
0 Komentar

LUMAJANG,Radarpekalongan – Alhamdulillah gunung semeru turun status, kendati masih mengalami aktivitas letusan dan beberapa kali meluncurkan APG, PVMBG Badan Geologi telah menurunkan status Gunung Semeru di Lumajang dari Awas (Level IV) ke Siaga (Level III). Status Semeru itu diturunkan mulai Jumat (3/12) siang pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan pengamatan visual hingga saat ini masih terjadi aktivitas letusan mengakibatkan tumpukan material letusan (Pyroclastic cone) atau lidah lava. Asap putih dari kawah juga masih teramati saat cuaca cerah tapi bertekanan lemah.

Tak hanya itu masih terjadi dua kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara. Teramati guguran dengan jarak 300-500 m ke arah tenggara. Namun kondisi itu dinilai tidak menunjukkan adanya gejala peningkatan aktivitas yang signifikan menyebabkan APG cukup besar.

Baca Juga:Menteri dengan Kinerja Terbaik, Prabowo Layak Maju di Pilpres 2024Berdasarkan Undangan yang Disebar, Presiden Jokowi Tak Terima Amplop dan Kado Dari Tamu Pernikahan Anaknya

Kepala Pelaksana BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan bahwa gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mulai berangsur membaik. “Walaupun aktivitas vulkanik kegempaan beberapa kali terekam, tetapi potensi terjadi APG yang lebih besar masih memerlukan akumulasi waktu cukup lama. Jadi, pertimbanganya mungkin penurunan status level awas ke siaga,” kata Patria.

Dia menyebut pertimbangan itu dari PVMBG melalui pemantauan visual lewat satelit dan aktivitas kegempaan. “Aktivitas kegempaan Gunung Semeru akan ditinjau kembali jika terdapat kemunculan gempa-gempa tektonik,” ujarnya.

Meski begitu, pihak pemerintah sudah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan aktivitas di sekitar lereng, khususnya arah tenggara sepanjang di sungai Dusun Curah Kobokan. “Tidak hanya itu, di daerah Kali Lanang dan 13 kilometer lainnya,” jelasnya.

Berikut ini penjelasan lebih detail tentang alasan PVMBG menurunkan status aktivitas Gunung Semeru.

  1. Gempa vulkanik (Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal) masih terekam dan berfluktuasi. Gempa Letusan, Gempa Guguran masih ada. APG terekam pasca APG 4 Desember 20222 tercatat 4 kali APG dengan durasi dan jarak luncuran yang sudah menurun.
  2. Pengamatan sejak 4 Desember 2022 hingga saat ini menunjukkan tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar. Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km.
  3. Citra thermal mengindikasikan anomali yang menurun periode 4 Desember 2022 – 9 Desember 2022 dari 15 MW ke 27 MW yang mengindikasikan terdapat penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah. Anomali SO2 dari citra Aura/OMI justru terlihat pada tanggal 2 Desember 2022 sebesar 1.78 Dobson Unit dan Pada saat ini hanya teramati sebesar 0.62 DU.
  4. Pasca deformasi inflasi yang disertai erupsi 4 Desember 2022, deformasi Gunung Semeru hingga saat ini sudah menunjukkan penurunan dari instrumen tiltmeter.
  5. Potensi ancaman bahaya Gunung Semeru saat ini berupa berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan APG tercampur dengan intensitas hujan tinggi terutama di sungai yang berhulu di puncak (Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya). (dur/jpnn/detik.jatim)
0 Komentar