Standar kompetensi lulusan muatan lokal Bahasa Jawa dalam kurikulum 2013 yaitu: kompetensi sikap antara lain peserta didik memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berintreaksi secara selektif dengan lingkungan. Kompetensi pengetahuan, peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradapan terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Yang terakhir adalah kompetensi keterampilan, yaitu peserta didik memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Salah satu materi Bahasa Jawa yang sulit dipahami peserta didik adalah menulis aksara jawa. Ketika peserta didik diminta menulis aksara jawa hampir sebagian besar merasa kesulitan dalam memahami aksara demi aksara. Mereka seperti dihadapkan dengan huruf yang asing yang tidak mereka kenal. Aksara jawa menjadi begitu menakutkan dalam pembelajaran. Apalagi ketika mereka dihadapkan dengan pasangan ataupun sandangan yang harus mereka pahami untuk merangkai aksara jawa menjadi sebuah kalimat lengkap.
Baca Juga:Puzzle Jigsaw Memudahkan Anak Untuk Belajar Keberagaman Sosial Budaya di IndonesiaPengembangan Kolaboratif P5 Berdimensi Nilai Agama
Untuk itulah diperlukan adanya media yang tepat agar kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menyenangkan dan dapat menarik minat belajar. Media digunakan untuk sarana atau alat untuk menyampaikan informasi atau pesan, sehingga informasi atau pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik dan jelas oleh peserta didik.
Media yang digunakan untuk menyampaikan materi menulis aksara jawa adalah media kartu huruf yang berwarna-warni. Dengan warna yang menarik diharapkan dapat menarik perhatian dan membuat peserta didik mudah mengingat aksara jawa yang disajikan.