Kelas kita, baik ruang maupun aktivitas di dalamnya, berikut ruang sosial di sekitar sekolah (termasuk pola hubungan antarindividu) adalah tempat di mana kuman dapat menyebar dengan mudah di antara tangan-tangan kecil yang lucu tanpa tersadari. Pada makanan yang dibeli anak-anak kita, pada alat sekolah yang dibawa, benda yang menjadi mainan mereka, merupakan sumber kuman potensial, yang perlu ditangani secara sehat.
Sekolah yang sehat adalah mereka yang semua warganya sadar bahwa pentingnya kebersihan dalam pengasuhan anak didik tak terbatas pada sehat raga semata. Kondisivitas juga berperan besar bagi keberlangsungan pembelajaran. Kondusivitas ini termuat pada kenyamanan banyak aspek. Ketiadaan kondusivitas karena anak didik tidak memiliki lingkungan sosial yang sehat akan menggagalkan harapan belajar. Selain itu, menjadi penting adalah mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk masa depan. Dari sinilah P5 sebagaimana penulis singgung di atas dapat dilakukan dengan mendasarkan pada nilai agama terutama nilai hidup sehat, hidup bersih, dan hidup untuk kelangsungan masa depan.
Para guru kelas yang akan melakukan P5 bisa saja mendasari pemikiran bahwa kebersihan yang baik tidak hanya menggunakan pembersih tangan, tetapi juga cara berpikir yang mencakup semua aspek pengasuhan anak di sekolah. Kebersihan dalam P5 dapat dirumuskan sebagai bentuk keberartian semua praktik yang mencakup banyak hal Kelak P5 yang demikian akan memodelkan kebersihan yang baik kepada anak-anak. Untuk anak-anak, belajar kebersihan di kamar mandi, di meja makan dan di tempat lain membangun kebiasaan sehat yang akan mereka bawa ke kehidupan berikutnya. Kolaborasi antara guru kelas dengan guru agama dalam hal ini akan saling menguatkan P5 tersebut karena P5 yang dilakukan memiliki nilai plus yakni nilai ajaran agama. Artinya, jika ini diamalkan, maka perilaku baik tersebut akan merupakan amaliyah ibadah.
Baca Juga:Ratusan Anak di Kabupaten Pekalongan Alami Stunting, Koramil Wonopringgo jadi Bapak Asuh Anak StuntingKakak Beradik di Kabupaten Pekalongan Lumpuh, Diduga Akibat Dampak Stunting
Perlu diingat kembali bahwa projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila. Maka tak ada alasan P5 hanya menjadi kerja sendiri seorang guru kelas tanpa perlu membuka keran kolaborasi dengan guru mata pelajaran. Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Projek P5 yang dirancang dapat berupa pantauan pola hidup bersih antar individu kelas, pola kelas sehat, dan penanggulangan penyakit akibat makanan yang kotor. Kesemuanya nanti akan bermuara pada kesadaran hidup yang baik sebagaimana ajaran agama.***