SUBAH – Tak seperti rumah kebanyakan, rumah Tri Makno (48) penyuluh pertanian Kecamatan Subah nampak rindang dan hijau. Rupanya lahan pekarangan depan rumahnya di Desa Gondang Subah ini disulap layaknya green house. Di green house yang terbuat dari baja ringan dan atap papan plastik UV ini, ditanami puluhan pohon buah.
Mendekati panen, beberapa tandan buah anggur aneka jenis ini pun sudah menggantung memenuhi sela-sela rambatan green house. Ada jenis Ilaria yang warnanya hijau konstan. Kemudian ada jenis Livia yang hijau bening nyaris tanpa biji. Dan beberapa jenis lainnya seperti, pegasus, transviguration, goz V dan lainnya. Semua ini bisa dipanen kurang dari satu tahun meski ditanam di rumah.
Tak perlu khawatir soal keterbatasan lahan, Menurut Tri Makno budidaya anggur ini tak butuh lahan yang luas. Lahan sempit di area perumahan pun bisa dimanfaatkan, meskipun tidak memiliki tanah. Sebab anggur ini bisa juga ditanam di pot ataupun pot pondasi yang dibuat manual lewat batu hebel. Anggur yang ia kembangkan ini pun juga menggunakan media sekam.
Baca Juga:Batang Coffee Trip Ajak Masyarakat Jelajahi Potensi Kopi LokalAsyiknya Petik Jeruk di Kebun Jeruk Petani Milenial Batang
“Cukup punya lahan minimal 2×4 meter maka bisa digunakan untuk menanam anggur di pekarangan rumah. Dengan ini kita bisa membuat green house dan membuat seolah-olah teras anggur di depan rumah,” ujarnya.
Lelaki yang pernah magang di Jepang ini juga punya teknik sendiri untuk mengembangkan anggur, salah satunya dengan teknik potes pucuk. Dengan teknik ini anggur bisa dipanen dalam waktu kurang dari satu tahun dan lebih berkembang.
“Dengan teknik tanaman akan lebih berkembang. Selain itu juga masa panennya bisa lebih dari satu tahun sekali,” imbuhnya.
Menurutnya, dengan menanam anggur di pekarangan rumah juga minim dari serangan hama. Lantaran bisa dipantau secara langsung setiap hari. Sehingga juga lebih memudahkan perawatan. Apalagi jika menggunakan konsep green house dengan atap papan plastik UV.
“Untuk satu tandan sendiri bisa tumbuh sekitar 1/4 kilogram anggur. Sementara setiap panen biasanya satu pohon bisa menghasilkan puluhan tandan. Dan kalau di sini, anggur yang saya kembangkan saya jual sekitar Rp100ribu per kilonya,” imbuhnya.