RADARPEKALONGAN.ID – Bulan Desember tinggal tersisa kurang dari dua pekan, artinya tahun 2022 segera berakhir. Lantas, apa yang sudah kamu lakukan di tahun ini? Jangan cuma bilang sibuk loh, karena kesibukan bisa saja tanpa produktivitas alias tidak menghasilkan apa-apa, nothing. Yok, cek apa yang sudah kita lakukan di 2022.
Menjelang berakhirnya tahun seperti saat ini, seluruh perkantoran mungkin sedang sibuk-sibuknya. Kantor pemerintahan sibuk mengejar anggaran atau kegiatan yang belum terserap, sementara pegawai kantor swasta akan berjibaku menyelesaikan pelaporan untuk tutup buku 2022. Semua sibuk, beban pekerjaan meningkat, yang efektif meningkatkan tensi darah pula. Tetapi pada prinsipnya, mereka, kita semua, sibuk menyelesaikan target.
Ya itulah hidup, target dan realisasi akan terpampang sekaligus di batas finis kita. Konon, orang yang tengah menghadapi kematian juga dibukakan gambaran (insight) tentang pejalanan hidupnya, apa yang sudah dan belum dilakukan.
Baca Juga:40 Persen Identitas Anak di Kendal Ditarget Terdaftar di DispendukcapilKembali Dilantik jadi Ketua MUI Kendal, KH. Asroi Thohir Siap Garap Remaja Masjid
Pemandangan ini terutama akan menjadi ritual tahunan bagi para pekerja kantoran, tak peduli instansi pemerintah maupun swasta. Tetapi tenang, setelah masa berdarah-darah ini, kan nanti ada libur akhir tahun, puas-puasin dech senang-senangnya, balas dendamnya. Healing kita healing. Dan setelah menikmati liburan itu, seayik dan sepuas apapun itu, toh kita pada akhirnya kembali bertemu dengan kalender kerja baru di 2023. Kerja lagi dan kerja lagi, dari awalnya santai, lalu meningkat intensitasnya, dan kembali menumpuk di akhir tahun, dan begitu seterusnya.
Kalau dipikir, siklus kerja kita kok membosankan amat yak? Yaelah, itu mah elu kali, gua mah kagak, hahaha. Tenang, tenang, hampir setiap orang mungkin mengalami. Enak ya yang punya usaha sendiri, mengelola bisnis sendiri, tak perlu pusing dengan target, tak stress bergelut dengan akhir tahun. “Pala lu peang, dikira kita ngurus bisnis cuma happy-happy apa? Sama pusingnya kali. Lu enak, dampak dari kerjaan elu gak ditanggung sendiri. Nah kita, sekali salah melangkah, ruginya kita yang tanggung brooo..”
Begitulah juga hidup, sawang sinawang, saling menerawang enaknya saja. Kalau anggota tubuh kita bisa bicara, tangan kiri akan protes, enak ya jadi tangan kanan, bawanya yang enak-enak terus. Kita mah spesialis yang kotor-kotor. Tangan kanan balik protes; dia nggak tahu aja, beratnya beban jadi tangan kanan. Tangan kiri mah bebannya ringan, kita sampe kapalan ini. Makanya dengarkan pesan Farel, ojo dibanding-bandingke.