Nasi Liwet Beras Merah dan Hitam Petungkriyono Yang Kian Langka, Banyak Diburu Karena Low Sugar

Nasi Liwet Beras Merah dan Hitam Petungkriyono Yang Kian Langka, Banyak Diburu Karena Low Sugar
Menu nasi merah masih kerap dijumpai di Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. (Hadi Waluyo).
0 Komentar

KAJEN,Radarpekalongan.id – Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan kaya akan potensi flora, fauna, dan budayanya. Salah satu kuliner langka yang bisa ditemukan di kecamatan tertinggi di Kota Santri ini adalah menu nasi liwet beras merah dan hitam.

Menu ini mungkin jarang ditemui di sekitar perkotaan, bahkan kita mungkin belum pernah menikmati nasi beras hitam dan merah. Selain semakin langka ditemukan, harga kedua beras ini juga lebih relatif mahal dibandingkan beras putih. Bagi yang belum terbiasa, rasa beras merah mungkin tidak lebih enak dibandingkan beras putih. Namun, berdasarkan penelitian, kandungan nutrisi beras merah dan hitam jauh lebih baik dibandingkan beras putih yang biasa kita konsumsi. Oleh karena itu, bagi penderita penyakit tertentu, seperti diabetes, beras merah dan hitam banyak diburu.

“Kandungan nutrisi beras merah dan hitam lebih baik, dibandingkan beras putih. Mungkin bagi sebagian orang yang belum merasakan, rasanya terasa agak aneh,” ungkap Prapto (42), warga Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono.

Baca Juga:Pindang Tetel, Kuliner Khas Pekalongan Yang Paling Nikmat Disantap dengan LontongPotensi Kerugian Banjir Rob Pekalongan Gede Banget, Rp 17,64 Triliun di Tahun 2025

Beras merah dan hitam, tetap berasa nikmat jika dihidangkan saat hangat. Dengan lauk lalapan daun singkong atau pepaya, ikan, dan tidak ketinggalan lalapan petai dan sambalnya, makan menu beras merah akan terasa maknyus. “Sebagai potensi lokal yang mungkin tidak bisa tumbuh di daerah lain, sebagian warga di sini masih mempertahankan menanam beras merah dan hitam, meskipun waktu panennya lebih lama dan sawahnya harus tergenang air,” katanya.

Selain beras merah dan hitam yang kian langka, Petungkriyono menyimpan potensi lokal yang tidak kalah nikmatnya. Yakni, gula aren dan kopi hutan. Aktivitas petani mencari getah aren dan menjadikannya gula merah juga bisa menjadi pengalaman tersendiri yang tidak ditemukan di daerah perkotaan.

Dinas Pertanian Kabupaten Pekalongan sendiri sudah mendaftarkan padi hitam di Petungkriyono untuk mendapatkan sertifikasi organik. Usulan itu sudah disampaikan ke provinsi dan pusat.

Memang, tidak semua petani di Kecamatan Petungkriyono membudidayakan padi hitam. Pasalnya, padi jenis ini hanya cocok di daerah tertentu. Petani khusus yang mengembangkan padi hitam berada di Desa Tlogopakis. Ada sekitar 10 hektare sawah di sana dikembangkan padi hitam.

0 Komentar