Radarpekalongan.id – Argentina menyandang status predikat sebagai juara Piala Dunia 2022. Namun dibalik prestasi besarnya itu, kondisi ekonomi negara Argentina ternyata tengah mengalami krisis.
Dikutip dari akun instagram @bigalpha.id, Argentina tercatat sudah mengalami krisis ekonomi berkepanjangan. Pertumbuhan ekonomi negara di Amerika Selatan itu sangat rendah dalam satu dekade terakhir bahkan bisa dibilang stagnan. Pertumbuhan ekonomi mereka naik turun di rentang -2% sampai +2% dalam 10 tahun terakhir.
Argentina juga mengalami inflasi yang sangat tinggi. Per November 2022, inflasi Argentina menyentuh angka 94,2%. Sebagai perbandingan, inflasi Indonesia per November 2022 hanya 5,42% saja.
Baca Juga:Benzema Putuskan Pensiun dari Timnas PrancisRumor Transfer: MU Jadi yang Terdepan untuk Amankan Jasa Rabiot
Argentina bisa bertahan selama ini karena bantuan IMF. Di awal tahun 2022, Argentina sepakat untuk merestrukturisasi utang mereka ke IMF senilai $44,5 miliar (atau sekitar Rp694 triliun) karena Argentina tidak bisa membayar utang mereka sebelumnya.
Akibatnya, mata uang Argentina Peso juga rontok dan kehilangan nilainya. Di tahun 2017, 1USD senilai 19,1 Argentina Peso. Di akhir 2022, 1 USD sekarang bernilai sekitar 172,5 Argentina Peso atau melemah hampir 10x lipat hanya dalam lima tahun terakhir.
Masalah ekonomi Argentina dimulai jauh sebelum pandemi Covid-19. Argentina memiliki sistem kesejahteraan rakyat (welfore system) diantara negara-negara maju. Mereka mensubsidi listrik, transportasi dan manfaat pensiun bagi seluruh warganya dengan harga yang sangat murah.
Subsidi yang begitu besar tak bisa diimbangi dengan pemasukan. Mereka akhirnya mengandalkan utang untuk terus menjalankan program-program subsidi tersebut. Kondisi diperparah degan ketidakstabilan politik yang terus bermunculan.
Trofi Piala Dunia yang diraih Messi dkk, seakan menjadi hiburan bagi rakyat Argentina yang tengah dilanda krisis ekonomi.(nul)