RADARPEKALONGAN.ID – Pemberian menu sehat kepada balita merupakan salah satu upaya yang penting guna memenuhi kebutuhan gizi balita, sehingga bisa membantu menekan kasus stunting. Terlebih, pola pemberian makan yang baik pada balita berdampak tidak hanya pada pertumbuhan fisiknya saja, tetapi juga pada perkembangan kognitif mentalnya.
Dosen Stikes Kendal, Yuni Puji Widiastuti mengatakan, untuk mengakomodasi perkembangan ide kreatif dan inovatif dalam rangka penurunan balita yang berisiko stunting, maka perlu dilakukan pelatihan serta pendampingan intensif terhadap kelompok-kelompok berisiko seperti calon pengantin, ibu hamil, wanita usia subur.
Kegiatan berkesinambungan dan terarah diperlukan untuk mengurangi balita berisiko stunting. “Seperti BKKBN Bersama Stikes memberikan pelatihan penyusunan menu, pengolahan, dan penyajian makanan sehat keluarga,” katanya, Selasa (20/12/2022).
Baca Juga:379 Pesilat PSHT Ikut Ambil Bagian dalam Kejuaraan Pencak Silat Antar RantingLepas Peserta Jateng Festival V 2022, Bupati Dico: Saatnya SDM PKH Melepas Penat
Di Kendal, lanjut Yuni, pelatihan penyusunan menu itu dilaksanakan di sembilan desa dan satu kelurahan yang telah membentuk Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting).
Sembilan desa itu adalah Bulu Gede (Patebon), Sumbersari dan Winong (Ngampel), Sidomakmur dan Magelung (Kaliwungu Selatan). Desa lainnya yakni Jungsemi dan Tanjungmojo (Kangkung), Triharjo dan Pucangrejo (Gemuh) dan Kelurahan Bandengan (Kecamatan Kendal Kota).
“Selain itu juga dilakukan pencatatan rekor Muri berupa 14.000 Porsi Penyajian Menu Cegah Stunting Program Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting) di Jawa Tengah,” ujarnya.
Kegiatan itu melibatkan di 140 desa yang menjadi lokus stunting pada 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Menu yang disajikan terdiri atas makanan pokok, lauk nabati dan hewani, serta sayur dan buah. “Masing-masing desa menyiapkan 100 porsi makanan bergizi. Pemecahan rekor Muri itu melibatkan 15 universitas/perguruan tinggi di Jateng,” ucapnya. (lid/sef)