SLAWI – Dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini yang dikemas dalam Operasi Lilin Candi 2022 diterjunkan 550 personel gabungan. Sementara Polres Tegal bakal menerjunkan 350 personel yang akan disebar disejumlah pos pelayanan dan pos pengamanan yang didirikannya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono memimpin apel Operasi Lilin Candi 2022 mewakili Bupati Tegal Umi Azizah, kemarin. Apel diikuti TNI-Polri, forkopimda, PMI, Satpol PP, Dishub, BPBD, pemadam kebakaran, Jasa Raharja, Banser, dan anggota pramuka.
Sekda Widodo Joko Mulyono membacakan amanat Kapolri dan memberikan arahan serta pesan kepada peserta apel yang bertugas selama operasi Lilin Candi 2022 berlangsung.
Baca Juga:5 Klub Baru yang Incar Cristiano Ronaldo Pasca Pensiun dari MUAlhamdulillah, Perpustakaan UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan Meraih Akreditasi A dari LAP-PT Perpustakaan Nasional RI
“Polri didukung TNI, pemerintah daerah, mitra kamtibmas, serta stakeholder terkait menggelar Operasi Lilin Candi 2022 selama 11 hari, mulai 23 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. Kemudian dilanjutkan Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) mulai 3 hingga 9 Januari 2023,” ujarnya, Kamis (22/12).
Dikatakan, pada pengamanan Nataru terdapat berbagai potensi gangguan yang harus diwaspadai. Pada sisi kesehatan, harus tetap waspada terhadap potensi terjadinya lonjakan Covid-19. Pada sisi keamanan, terdapat beberapa potensi gangguan seperti kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas jalan, dan penyeberangan antar pulau, serta kepadatan pada bandara, terminal, dan pelabuhan.
Selanjutnya terkait kejahatan konvensional, sehingga perlu ditingkatkan patroli di daerah rawan dan objek vital. Sosialisasi untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan tempat tinggal, terutama pada masyarakat yang akan bepergian.
“Ancaman terorisme, ancaman bencana alam, tidak kalah penting terkait pengendalian ketahanan pangan dan BBM juga perlu diperhatikan,” cetusnya.
Khusus pengamanan Natal, Joko meminta untuk memastikan setiap lokasi ibadah dilakukan sterilisasi melibatkan semua unsur. Termasuk elemen masyarakat dan ormas keagamaan sebagai wujud toleransi beragama.
Kemudian kondisi arus lalu lintas harus dipastikan lancar, aman, tanpa terjadi kemacetan yang mengganggu masyarakat.Deteksi dini menurut Joko sangat penting dilakukan untuk pengamanan. Termasuk di area tempat ibadah dalam hal ini gereja-gereja yang ada di wilayah Kabupaten Tegal.
Yang tidak kalah penting yaitu tempat wisata yang harus dipastikan tidak kelebihan pengunjung serta kondisi jalan yang bisa saja terjadi kemacetan.