Kebutuhan air bersih juga tidak hanya oleh masyarakat tetapi oleh kegiatan industri. Penelitian Putranto, 2012 meneliti bahwa pengambilan air tanah untuk industri di Kota Pekalongan antara 2,1-25,2 juta liter/hari. Pengambilan air tanah yang terus menerus dibarengi dengan kondisi tanah yang gembur akibar rob memberikan tekanan pada permukaan tanah, sehingga terjadi penurunan permukaan tanah (land subsidence). Menurut Dr. Heri Andreas peneliti dari ITB rata-rata 10-20 cm/per tahun.
Faktor lainnya adalah Global Warming (Sea Level Rise), meskipun faktor ini sangat kecil pengaruhnya terhadap rob Pekalongan, tetapi fakta di lapangan menunjukan bahwa kondisi pasang air tinggi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan volume air pasang dirasakan oleh masyarakat sejak tahun 2000-an. Penelian Bisman Nababan dkk tahun 2015 dari IPB menyebutkan bahwa laju rata-rata kenaikan paras laut di seluruh perairan Indonesia adalah 5,84 mm/tahun dan nilai ini hampir dua kali lebih tinggi dari laju rata-rata kenaikan paras laut global (3,2 mm/tahun). (bersambung)