KAJEN,Radarpekalongan.id – Koordinator Forum Komunitas Peduli Rob Pekalongan (FKPR), Dr. Mujio Sukir, S.Pi, M,Si, mengatakan, bencana rob yang terjadi bertahun-tahun telah melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik lingkungan (ekologi), sosial maupun ekonomi.
Dampak lingkungan/fisik karena terjadinya rob antara lain: vegetasi/tanaman mati (pohon kelapa, padi, palawija dan berbagai tanaman mati karena terkena air asin), infrastruktur rusak (jalan, makam, sarana pendidikan, perkantoran dan prasarana lain rusak), kualitas pemukiman menurun banyak yang tenggelam.
Dampak ekonomi, banyak petani yang hilang pekerjaannya, banjir rob menenggelamkan sawah. Penelitian Kasbullah menyebutkan bahwa pada tahun 2014 ada sekitar 484 Ha sawah yang terkena dampak rob di Kecamatan Wonokerto dan Tirto, dengan kerugian kurang lebih Rp 24 miliar pertahun. Selain sawah, petani tambak juga terkena dampaknya. Ada sekitar 300 Ha tambak yang gagal panen dan tidak bisa berpoduksi.
Baca Juga:Mengurai Benang Kusut Rob Pekalongan (1), Dinamika Rob Pekalongan10 Cara Menstimulasi Anak Supaya Gemar Belajar
Beberapa pasar tradisional juga terendam rob, sehingga aktvitas masyarakat terganggu. Secara kehidupan ekonomi masyakarat terganggu, penghasilan yang sebelumnya untuk keperluan hidup sebagian dialihkan untuk melakukan penimbunan lantai rumah. Dampak ekonomi secara umum adalah kemiskinan semakin meningkat.
Salah satu dampak sosial rob adalah menurunnya tingkat imunitas masyarakat terutama penyakit kulit dan diare. Pengangguran meningkat terutama masyarakat yang melakukan aktivitas pertanian. Dampak sosial lainya adalah peningkatan jumlah penduduk yang stres, frustasi dan pasrah (psychological well-being). Menurut penelitian Widiawati pada tahun 2019, tingkat psychological well-being masyarakat Pekalongan terkena rob meningkat. (bersambung)