[ARTIKEL] Kecemasan Matematika: Bagaimana Peran Keluarga dalam Mengatasinya?

Artikel kecemasan matematika
Ahmad Dzulfikar, M.Pd. (Dok. Pribadi)
0 Komentar

Namun, bagaimana jika kita sebagai orang tua juga mengalami kecemasan matematika? Sekiranya kita sebagai orang tua pernah memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan tentang matematika, maka pengalaman negatif tersebut tidak perlu untuk ditampakkan pada anak. Secara bertahap kita juga perlu berupaya untuk dapat mengatasinya. Hal ini dijelaskan Maloney dkk. (2015) dalam penelitiannya yang menemukan bahwa dalam upaya membantu anak belajar matematika, kecemasan matematika pada diri orang tua berdampak pada rendahnya prestasi belajar matematika anak dan meningkatnya kecemasan matematika mereka. Oleh karena itu, peran keluarga, khususnya orang tua sangat esensial dalam upaya mereduksi kecemasan matematika pada anak.

Beberapa peran nyata lain yang dapat diambil keluarga dalam upaya agar anak-anak menyukai matematika diuraikan sebagai berikut.

  1. Berikan pemahaman dan motivasi pada anak Hal utama yang menjadi perhatian kita adalah rasa percaya diri akan mendorong anak semakin aktif dan termotivasi. Oleh karenanya, untuk menanggulangi kecemasan matematika pada anak, pemupukan rasa percaya diri dalam belajar matematika menjadi hal yang penting.Kita perlu memberikan pemahaman dan keyakinan kepada mereka bahwa matematika itu mudah untuk dipelajari. Persuasi positif dan motivasi dari orang tua akan sangat berharga bagi anak-anak untuk melalui kesulitan yang mungkin mereka hadapi dalam matematika. Selain terbukti sebagai salah satu sumber penggali keyakinan diri, persuasi positif dan motivasi juga merupakan hal yang disukai anak-anak.
  2. Kenali minat dan gaya belajar merekaSebagai orang tua, kita perlu untuk kenal dan paham minat dan gaya belajar anak-anak kita. Beberapa anak menyukai suasana yang tentang dalam belajar. Namun begitu, anak lain mungkin menyukai pola belajar melalui proses komunikasi dua arah atau lainnya. Melalui pemahaman ini, diharapkan dapat membantu dan mendorong mereka untuk lebih memahami materi matematika yang sedang dipelajari.
  3. Hadir dalam keseharian belajar anakTerjadinya pandemi Covid-19 lalu menyadarkan kita semua tentang pentingnya kehadiran orang tua dalam proses belajar anak. Vygotsky, tokoh pendidikan dan psikologi yang sangat terkenal dalam teorinya menekankan pentingnya kehadiran “orang lain”, seperti orang tua agar secara kognitif dan psikologis anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.Para orang tua dapat memberikan bantuan dan penjelasan yang mudah dimengerti dalam mengatasi kesulitan atau memahami sebuah materi tertentu. Kita dapat secara kreatif memanfaatkan mainan, gawai, benda-benda, atau lingkungan rumah kita sebagai media belajar. Mengapa hal ini penting? Karena pada dasarnya anak-anak sangat suka bermain dan agar mereka tidak lekas bosan dalam belajar.
  4. Secara berkala lakukan evaluasi pembelajaran yang dilakukan di sekolahKerja sama yang baik antara orang tua dan guru dapat menjadi salah satu “obat mujarab” agar anak menyukai dan termotivasi dalam belajar matematika. Karena terkadang, anak mengalami kesulitan belajar matematika karena mereka merasa kurang cocok dengan gaya belajar yang diterapkan di sekolah. Tentunya, para orang tua dapat mengkomunikasikan hal ini dengan guru agar mendapat perhatian.Kita tentu berharap dengan peran serta semua pihak, khususnya keluarga dapat menyokong guru-guru yang selalu bersemangat dalam mencerdaskan anak-anak kita, khususnya dalam matematika. Muaranya adalah meningkatnya prestasi siswa dalam matematika maupun bidang lainnya agar mereka dapat hidup dan sukses di abad ke-21 ini.
0 Komentar