RADARPEKALONGAN.ID – Hajat dan persoalan apapun bisa dihadapi dengan membaca sholawat. Salah satu sholawat yang dianjurkan dibaca yaitu sholawat nariyah. Ini baca nya?
اَللّٰهُمَّ صلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَ يُسْتَسْقََى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ آلِهِ وِصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَArtinya: Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada baginda Nabi kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para sahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki.
Shalawat pada garis besarnya terbagi dua. Pertama shalawat ma’tsurat, yaitu yang disusun oleh Nabi Muhammad sendiri, baik redaksi, cara membaca, waktu serta fadhilahnya.
Baca Juga:Sebaiknya Akad Nikah Dilangsungkan di Mana dan Kapan? ini dia JawabannyaLuangkan Waktu untuk Membaca Al-Qur’an, Berikut Manfaatnya?
Kedua, ghairu ma’tsurat yaitu yang disusun oleh selain Nabi, antara lain susunan para sahabat, tabiin dan para ulama, misalnya Shalawat Nariyah, Munjiyat, Thibbil Qulub, al-Fatih dan sebagainya.
Dalam kenyataannya banyak sekali ulama terkemuka yang tidak diragukan dalam keilmuan dan ketakwaannya yang menyusun shalawat dan banyak pula yang mengumpulkannya dalam kitab. Di antara yang terkenal adalah Syekh Ismail bin Ishaq dalam Fadhlul Shalat ‘alan Nabi, Syekh Ibnu Qayyim dalam Jalaul Afham, Al-hafidz As-Sakhawi dalam Al-Qaulul Badi’, Syekh Ahmad Jazuli dalam Dalailul Khairat, Syekh Yusuf An-Nabhany dalam Afdhalus Shalawat dan Sa’adatud Daraini.
Shalawat Nariyah disebut juga Shalawat Tafrijiyyah (pelepasan dari kesusahan), ada juga yang menyebutnya sebagai Shalawat Taziyah. Hal tersebut dinisbatkan kepada Syekh Abdul Wahab at-Tazy, sebagaimana ditulis oleh KH Abdul Aziz Masyhuri dalam buku Aneka Macam Redaksi Shalawat Muhammad dan Khasiatnya.
Banyak ulama yang menyatakan bahwa pengarang Shalawat Nariyah adalah Syekh Ibrahim at-Tazy al-Maghriby, ulama sufi asal Taza, Maroko.
Penulis kitab Khazinatul Asrar, Syekh Muhammad Haqqi Nazili menyebut Shalawat Nariyah sebagai bagian shalawat yang mujarrobat (shalawat yang sudah biasa diamalkan dan terbukti berkhasiat). Mendapatkan ijazah shalawat ini dari Syekh Muhammad At-Tunisy, dari Syekh al-Maghriby, dari Syekh as-Sayyid Zain Makki, dari Syekh Sayyid Muhammad as-Sanusy.