KAJEN,Radarpekalongan.id – Kondisi jalan rusak di daerah pegunungan diduga ikut memicu anak enggan bersekolah.
Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, M Nasron, kemarin, mengatakan, jalan Paninggaran – Kandangserang sepanjang 9 km, separonya dalam kondisi rusak. Pemkab menjanjikan akan membangunnya pada tahun 2022 ini. Namun belum terealisasi.
“Jika alasan keuangan daerah terbatas, kenapa bangun alun-alun yang anggarannya besar,” kata Nasron.
Baca Juga:WOW Pacalan, Obyek Wisata Baru di Paninggaran yang Ramai Didatangi Warga5 Fakta Lato-Lato, Mainan Jadul yang Kembali Viral
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini mengungkapkan visi misi Bupati adalah setara. Yakni pembangunan yang merata di seluruh wilayah, baik atas, bawah, maupun pesisir. Namun, lanjut dia, wilayah-wilayah pinggiran banyak yang belum tersentuh pembangunan.
“Masih banyak jalan-jalan di pelosok belum disentuh. Bodas – Klesem seharusnya jadi prioritas utama karena itu janji politik Bupati yang pernah ke sana pun belum disentuh,” ungkapnya.
Ia menyebut ruas Notogiwang – Paninggaran sepanjang 4 km rusak parah. Demikian pula ruas Tenogo – Kandangserang yang melintasi Desa Wangkelang rusak. “Jika tidak bisa full diperbaiki, ya paling ndak ada perbaikan lah,” ujarnya.
Jalan yang rusak efeknya multi dimensi. Bukan sekedar rawan kecelakaan lalu lintas semata. Menurutnya, kondisi jalan rusak diduga ikut memicu angka putus sekolah di daerah atas. “Datanya memang belum aktual, nanti saya carikan,” kata dia.
Dengan kondisi jalan yang rusak, lanjut dia, anak malas pergi ke sekolah. Di daerah pegunungan, karena lokasi sekolah jauh maka anak-anak banyak yang naik sepeda motor untuk bersekolah. “Jika jalan kaki ndak memungkinkan. Anak ndak mau sekolah kalau jalan kaki,” tandasnya.
Dengan akses jalan yang rusak, imbuh dia, anak-anak di Klesem dan sekitarnya mayoritasnya sekolahnya bukan di Kandangserang dan Kajen. Melainkan ke Kalibening (Banjarnegara) karena aksesibilitasnya lebih mudah. “Jadi jalan rusak sangat berimbas di bidang pendidikan,” tandas Nasron.
Jalan rusak juga berdampak di bidang ekonomi. Banyak hasil bumi dari Desa Bodas dan Klesem larinya ke Kalibening. Sementara hasil bumi dari Desa Luragung larinya ke Pemalang. “Banyak transaksi perekonomian justru di luar kabupaten karena akses jalan ke kita rusak. Ini kan kita rugi perputaran ekonomi di luar sana,” ungkapnya.