MAGELANG – Doa bersama dan refleksi akhir tahun mewarnai perayaan malam pergantian tahun 2023 di tengah suasana Pasar Rakyat Gelora Sanden (PRGS) Kota Magelang, 31 Desember 2022.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang Joko Budiyono mengaku bangga dengan capaian kinerja Pemkot Magelang sepanjang tahun 2022. Hal yang begitu kentara adalah terselesaikannya aset Kantor Walikota Magelang yang menjadi permasalahan sejak belasan tahun silam.
“Setelah bertahun-tahun sengketa dengan TNI dan Pemkot Magelang, tahun 2022 ini Alhamdulillah bisa terselesaikan dengan baik. Ini capaian yang luar biasa dan sangat monumental, karena masalah aset Kantor Walikota baru tahun ini terselesaikan dengan kesepakatan bersama,” kata Joko.
Baca Juga:Jumat Curhat, Saran Masyarakat pada KapolresLantik 66 Pejabat Pemkot, Dokter Aziz Ingatkan Tugas ASN adalah Pengabdian
Selain penyelesaian sengketa aset tanah Kantor Walikota Magelang, di tahun 2022 ini kata Joko, juga menjadi tahun di mana masyarakat melakukan titik balik, kebangkitan di berbagai sektor akibat pandemi Covid-19.
“Di akhir tahun 2022 Presiden Jokowi resmi mencabut PPKM. Ini menandakan kita harus banyak bersyukur, Covid-19 sudah terkendali. Di sisi lain, kebangkitan ekonomi sudah di depan mata. Kita menatap tahun 2023 menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno menuturkan, capaian luar biasa berhasil ditorehkan Kota Magelang, karena menjadi daerah paling toleransi tingkat nasional. Hal ini diharapkan prestasi ini bisa dipertahankan dengan penuh tanggung jawab bersama. Bahkan meningkatkan prestasi ini di tahun berikutnya.
Dia juga menyoroti masalah darurat sampah. Di Kota Magelang sendiri, sebenarnya sudah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dalam mengelola sampah tingkat rumah tangga dan keluarga. Kampanye 3R (recycle, reuse, reduce) bukan sekadar slogan, melainkan telah menjadi aksi nyata dan kebiasaan masyarakat Kota Magelang.
“Masalah sampah ini hampir bertahun-tahun nyaris tidak pernah selesai. Tapi kita patut bersyukur karena kesadaran masyarakat untuk melakukan 3R sampah sudah begitu tinggi, tinggal bagaimana pemerintah mendukung dan mendorong secara terus-menerus,” katanya.
Ditambah lagi, tahun depan Kota Magelang akan memiliki tempat pengelolaan sampah akhir (TPSA) regional bekerja sama dengan Pemkab Magelang yang diprakarsai oleh Pemprov Jawa Tengah.
“Ini poin plusnya karena tahun depan kita memiliki tempat sampah regional dan tempat sampah terpadu di Bojong. Dua tempat ini diharapkan makin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan 3R, sehingga sampah bisa direduksi, dari biasanya 60 ton per hari,” paparnya.