KAJEN,Radarpekalongan.id – Pengungsi terserang penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan menerjunkan tim kesehatan di posko pengungsi banjir di pesisir Pekalongan. Tak tanggung-tanggung, tim kesehatan ini bertugas selama 24 jam, dengan sistem shift.
“Sejak hari pertama banjir, kita sudah terjun langsung. Kita lakukan pengobatan di semua posko pengungsian. Tenaga kita sudah stand by. Penjadwalan shift tiga kali selama 24 jam,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro, kemarin.
Selain pengobatan di posko pengungsian, kata dia, tim kesehatan juga melakukan jemput bola di daerah banjir. Karena tidak semua warga mengungsi. Banyak pula warga bertahan di rumahnya meski kebanjiran.
Baca Juga:157 Korban Banjir di Kabupaten Pekalongan Masih Ngungsi, Ini 3 Lokasi PengungsiannyaBanjir Tak Kunjung Surut, Korban Banjir di Pekalongan Datangi Gedung Dewan
“Petugas kita tidak bisa menjangkau lokasi tanpa adanya bantuan BPBD dan PMI. Makanya saat banjir, petugas medis dibantu BPBD dan PMI terjun ke lokasi banjir. Kita sisir juga dengan menggunakan perahu karet,” kata dia.
Disebutkan, penyakit yang dirasakan pengungsi kebanyakan adalah masuk angin, gatal-gatal, dan pegal-pegal. “Keluhannya sebagian besar masuk angin karena cuaca dingin,” ujar dia.
Dikatakan, saat banjir itu ada dua peskesmas yang pelayanannya sempat terganggu. Yakni di Puskemas Tirto 1 dan Puskesmas Tirto 2. Karena akses menuju ke dua puskesmas itu sulit dilalui. Untuk pelayanan di Puskesmas Tirto 1 dialihkan ke Pustu Wuled dan Pustu Silirejo. Untuk Puskesmas Tirto 2, pelayanannya langsung ke RSUD Kraton.
Paska bencana, kata dia, Dinkes juga akan lakukan pengobatan keliling ke daerah-daerah yang terkena bencana. Pasalnya, paska bencana banjir korban banjir masih rawan terserang penyakit. Baik itu akibat lingkungan yang kotor paska banjir maupun menurunnya daya tahan tubuh. Penyakit yang rawan muncul seperti diare, flu, batuk, masuk angin, dan lainnya. (had)