3. Mengedepankan Rutinitas dan Tanggung Jawab
Bukan lagi pasangan, yang dikedepankan dalam hubungan dengan empty love adalah tanggung jawab. Mereka bertahan untuk tugas mencari nafkah dan mengurus rumah, mengejar karier dan melayani satu sama lain.
Aktivitas-aktivitas intim seperti seks, waktu tidur, makan bersama, dan lainnya hanya dimaknai sebagai rutinitas. Tidak ada unsur emosional di dalamnya.
4. Membandingkan Hubungan Masa Lalu dan Sekarang
Bukannya memiliki niat untuk memperbaiki, pasangan empty love cenderung membandingkan hubungannya saat ini dengan hubungan di masa lalu ketika merasakan ada yang salah. Tidak ada motivasi untuk membangun hubungan yang indah dengan melakukan evaluasi dan perbaikan.
5. Merasa Kesepian Saat Bersama dengan Pasangan
Baca Juga:Mindfulness: Trik Rawat Stres untuk Pikiran yang Lebih FreshTernyata Berbeda! Berikut Jenis Insecurity yang Kerapkali Kita Rasakan
Bahkan, daripada saat sendiri, waktu bersama pasangan terasa lebih sepi. Sebab, komitmen memang tetap ada, tetapi tidak dengan percakapan, waktu yang bermakna, serta hubungan emosional.
Empty love membuat seseorang merasa tidak didengan dan diabaikan, sehingga sendiri jauh lebih baik baginya.
6. Tidak Ada Keseimbangan
Pasangan cenderung memenuhi kebutuhan dan keinginan sendiri tanpa memperhatikan milik pasangannya. Hubungan ini berbasis komitmen, sehingga orang yang terlibat di dalamnya hanya berinteraksi berdasarkan kewajiban yang harus dipenuhi saja.
Empty love bekerja seperti bom waktu. Orang mungkin tidak masalah karena mereka memang memilih untuk mempertahankan komitmen. Namun, saat waktunya tiba, empty love mampu membuat hubungan memburuk terlebih ketika terjadi konflik dan perselisihan. Sebab, mereka tidak berpikir bahwa pasangan merupakan orang yang penting secara emosional untuk satu sama lain.
Referensi Annie Tanasugarn, PhD exploringyourmind verywellmind
**AN