PEKALONGANRADAR.ID – Dalam rangka memperingati Hari HAM Nelayan dan Masyarakat Sipil, Ketua DPP Gerindra Bidang Kesra, Drs Sudarto MM menyatakan prihatin atas masalah dan nasib yang dihadapi nelayan. Bukan saja persoalan kemiskinan, berbagai persoalan juga membelit para nelayan berupa masalah pertataniagaan BBM khusus nelayan, serta harga jual ikan yang tak sebanding dengan daya tangkap.
“Persoalan ekonomi tak kunjung selesai. Belum saat musim baratan. Mereka bertahan harus dengan istilah gali lubang tutup lubang. Utang sana-sini. Ini persoalan mendasar,” ucapnya yang dihubungi Radarpekalongan.id, kemarin.
Bendahara PB IKA PMII itu menjelaskan, meski secara kemaritiman dan kelautan, Indonesia sangat kaya, namun nasib nelayan tak kunjung membaik, terutama nelayan tradisional. Jumlah nelayan di Jateng tercatat 158 ribu yang tersebar di pesisir utara dan selatan.
Baca Juga:Catat 17 Jurusan Teknik dengan Prospek Kerja Menjanjikan, Berikut PenjelasannyaSambut Bulan K3, Kepala Dinperinaker SBS Ajak Biasakan Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dia memetakan persoalan nelayan, mulai dari kondisi cuaca dengan tidak ada panduan kapan harus melaut. Belum lagi pada jenis kapal yang kecil, sehingga saat musim baratan tidak berani melaut. Selain itu masalah bahan bakar minyak (BBM) yang acap kali sulit didapat.
“Masalah reklamasi yang terkadang mempersempit ruang nelayan mencari ikan. Masalah lainnya, soal penjualan ikan,” imbuhnya, yang aktif di LP Ma’arif DKI Jakarta itu.
Sudharto meminta supaya masalah BBM hendaknya menjadi perhatian serius pemerintah. Harga BBM sering naik dua kali lipat sampai nelayan. Pemanfaatan teknologi menjadi PR bagi pemerintah supaya nelayan melek teknologi.
“Penguatan kapasitas nelayan menjadi pekerjaan serius bagi pemerintah,” pungkasnya. (dur)