Pertama, ketika seseorang dihadapkan pada tantangan baru. Kesempatan baru yang terbuka untuk mereka seperti promosi kerja, pekerjaan baru, dan lainnya bisa memicu tumbuhnya imposter syndrome. Mereka merasa harus memperoleh hal tersebut, dan karenanya perlu untuk bekerja sebaik mungkin.
Kedua, tumbuh di lingkungan kompetitif. Saudara yang kompeten, teman masa kecil yang berbakat, dan lainnya membuat orang merasa selalu tidak cukup.
Label pintar yang diberikan kepada seseorang juga membuat imposter syndrome ini muncul. Kepercayaan terhadap kompetensi mereka ini membuat mereka merasa harus merealisasikan hal tersebut dan menjadi lebih baik dari orang lain.
Baca Juga:Stop Menolak, Kamu Berhak Menerima PujianAyo Investasi Diri! 10 Cara Jadikan Diri Sendiri Sebagai Aset untuk Meraih Sukses
Jika kamu termasuk ke dalam salah satu dari tipe di atas, artinya kamu memiliki tingkat kesuksesan tertentu yang ingin kamu capai. Dibanding memforsir diri dan meniadakan apresiasi terhadap kesuksesanmu, kamu lebih baik mengubahnya menjadi rasa syukur. Lihatlah apa yang telah kamu capai dan terimalah itu sebagai keberhasilan.
Referensi verywellmind themuse DIVI
**AN