RADARPEKALONGAN.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang merespon cepat penetapan status pegunungan Dieng yang naik menjadi waspada sejak Jumat (13/1/2023). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bahkan bahkan telah menyiapsiagakan dua desa dekat Dieng guna mengantisipasi kemungkinan terburuk dari meningkatnya aktivitas vulkanik.
Diketahui, ada dua desa di Kabupaten Batang yang memiliki risiko tinggi dari meningkatnya aktivitas vulkanik pegunungan Dieng, yakni Desa Pranten, Kecamatan Bawang serta Desa Gerlang, Kecamatan Blado. BPBD telah menyiapkan empat titik evakuasi untuk warga di dua desa ini.
Kepala Pelaksana BPBD Batang, Ulul Azmi mengatakan, kawasan pemukiman warga di dua desa tersebut sangat dekat dengan kawah dan dapur magma. Di Pranten misalnya, pemukiman warga Dukuh Rejosari berdampingan dengan kawah. Ulul menyebut jika di area tersebut diwaspadai letusan kawah Pagar Kandang yang bisa membawa material lumpur panas dan material vulkanik lain. Sementara di Gerlang dekat dengan dapur magma.
Baca Juga:Kegiatan Berdoa dapat Tingkatkan Kemampuan Literasi pada Anak Usia DiniAyo Siapa Minat, Pendaftaran Petugas Haji Sudah Dibuka
“Di daerah Gerlang itu diwaspadai terdapat potensi gas beracun. Sementara di Pranten ada potensi letusan freatik (letusan yang digerakkan oleh uap air, red),” ujar Ulul di kantornya, Senin (16/1/2023).
Sementara wilayah Pranten diketahui juga dekat dengan Kawah Sileri, lalu Gerlang dekat dengan Kawah Timbang. Karena itu, BPBD Batang memilih ikut mewaspadai dan melakukan upaya kesiapsiagaan terhadap kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Hal itu salah satunya dengan menyiapkan titik-titik evakuasi.
Menurut Ulul, saat ini papan penunjuk arah di jalur evakuasi juga sudah dipasang. Empat titik pengungsian disiapkan, di Gerlang ada di lapangan desa setempat dan Kayuabang, yaitu dukuh paling bawah. Sementara di Pranten titik evakuasi ada di lapangan Dwarawati dan dekat Candi Dwarawati, Kabupaten Banjarnegara.
“Yang kita waspadai adalah titik-titik dekat pemukiman. Kita selalu memantau perkembangan gunung api Dieng setiap hari,” terangnya.
Diketahui, gunung Dieng sendiri merupakan gunung purba yang pernah meletus hebat sekitar tahun 800 sampai 900 masehi. Seperti diketahui, sebelumnya gunung Dieng pernah erupsi pada tahun 2009, 1979 1944, 1939. Tahun 1939, erupsi freatik terjadi gang mengakibatkan retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur. Sementara tahun 1979, muncul gas beracun di Kawah Sinila yang menewaskan 149 orang. Selanjutnya erupsi juga terjadi pada tahun 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, dan 1375. (sef)