Antisipasi PMK Gelombang 2, Mahasiswa KKN Undip dan DKPP Kabupaten Pekalongan Naik Turun Bukit Lakukan Hal Ini

Antisipasi PMK Gelombang 2, Mahasiswa KKN Undip dan DKPP Kabupaten Pekalongan Naik Turun Bukit Lakukan Hal Ini
Petugas DKPP Kabupaten Pekalongan menyuntik vaksin PMK. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

Sementara itu, dosen Undip yang ikut mendampingi kegiatan vaksinasi massal di Desa Kutorembet, Ir Sutrisno MP, mengatakan, mahasiswa KKN pembelajaran pemberdayaan masyarakat di Desa Kutorembet salah satu programnya ialah vaksinasi PMK. Pasalnya, di desa itu banyak peternak sapi. “Maka sesuai dengan program pemerintah untuk saat ini adalah vaksinasi PMK. Ini untuk menjaga kesehatan ternak. Ternak yang sehat dengan pakan yang bagus, manajemen bagus, dan vaksinasi mengikuti program pemerintah, Insya Allah nanti ternaknya akan menghasilkan yang terbaik,” ujar dia.

Jika ternaknya menghasilkan yang terbaik, kata dia, maka kesejahteraan masyarakatnya juga akan semakin baik. “Peternak di sini karena lahannya yang luas, sehingga sudah sesuai untuk kandangnya diletakkan jauh dari rumah. Hanya sayang untuk kotorannya belum dimanfaatkan. Untuk pakan karena di sini banyak sekali pakan, maka belum ada yang melakukan pengawetan atau pengolahan pakannya. Baru pakan segar langsung diberikan ke ternak sapi,” kata dia.

Dengan pemberian pakan segar, salah satu kelemahannya peternak setiap hari harus ngarit untuk mencari pakan ternak. “Seandainya bisa mengawetkan pada musim kemarau pun bisa tersedia pakan yang banyak dengan kualitas yang bagus,” ujarnya.

Baca Juga:4 Penyebab Tidur Mengigau, Mungkin Anda Stres?Bantu Pengawasan Kepatuhan, BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Kejari Kabupaten Pekalongan

Ia berharap, dengan adanya mahasiswa KKN Undip ini bisa menumbuhkan semangat dari para masyarakat di Kutorembet, agar usaha ternaknya lebih berkembang. Apalagi ternak sapi merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat di pegunungan tersebut. “Kalau jadi buruh industri di kota sangat sulit transportasinya butuh waktu yang lama. Dengan beternak bisa menumbuhkan sumber daya yang ada di sekitar tempat tinggalnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Riyanto, salah seorang peternak, mengaku sudah lima tahun memelihara sapi. Ia menggemukkan sapi yang biasanya dijual saat Hari Raya Kurban. Beternak sapi merupakan kerjaan sambilan, di luar pekerjaan utamanya di desa.

“Alhamdulillah saat ramai PMK kemarin sapi di sini juga terdampak tapi masih bisa diatasi. Di sini kandang berjauhan jadi penyebarannya tidak cepat. Dinas Peternakan juga kalau dihubungi cepat. Jika ada sapi milik peternak ada gejala langsung menghubungi kelompok, kulo langsung menghubungi dinas dan langsung ditangani,” kata dia.

0 Komentar