Radarpekalongan.id – Juventus resmi mendapatkan hukuman pengurangan 15 poin di Serie A. Hukuman tersebut diberikan karena Juventus dianggap telah melakukan manipulasi laporan harga transfer pemain dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan pengurangan poin tersebut, Juventus yang sebelumnya menduduki peringkat ke 3 di klasemen sementara Serie A akan turun ke peringkat 10 sampai 12.
Pihak Juventus merasa tak melakukan kesalahan yang dituduhkan dan akan melakukan banding.
Baca Juga:Gaspol Belanja! Arsenal Rekrut Bek Spezia, Jakub KiwiorDaftar 10 Klub di Lima Liga Top Eropa dengan Penghasilan Tertinggi di Tahun 2022
Selain hukuman pengurangan poin, beberapa mantan petinggi Bianconerri juga me dapat hukuman. Fabio Paratici yang kini berada di Tottenham dilarang aktif di sepakbola Italia selama 2,5 tahun.
Larangan untuk Paratici mencakup permintaan perpanjangan untuk aktivitas UEFA dan FIFA, yang berarti berpotensi berdampak besar bagi tim Premier League tersebut.
Kemudian mantan Presiden Klub, Andrea Agnelli juga mendapatkan larangan aktif di sepakbola Italia selama 2 tahun. Hukuman yang sama diberikan kepada Arrivabene. Kemudian Cherubini dilarang aktif di sepakbola Italia swlama 16 bulan. Delapan mantan anggota dewan lainnya termasuk Pavel Nedved, juga dikenai hukuman larangan aktif di sepakba Italia selama 8 bulan.
Kantor Kejaksaan Umum Turin telah meminta pengurangan sembilan poin setelah sidang sebelumnya pada hari Jumat 20 Januari 2023. Tapi FIGC memberikan hukuman yang lebih berat setelah Juventus ditemukan telah menggunakan transfer untuk memalsukan peningkatan neraca mereka.
Sanksi tersebut diberikan setelah Agnelli, Pavel Nedved dan anggota dewan Bianconeri lainnya mengundurkan diri secara massal tahun lalu. Itu terjadi setelah penyelidikan diluncurkan ke dugaan manipulasi keuangan selama waktu mereka menjabat.
Keputusan terpisah yang dibuat tahun lalu membebaskan Juventus dan klub lain dari perilaku keuangan mereka di Serie A, dengan kasus pada nilai pemain dalam pertukaran dan transfer. Namun jaksa sepakbola membuka kembali kasus terhadap Juventus setelah mencari dokumen baru yang dikumpulkan oleh jaksa penuntut umum di Turin seputar perilaku klub.
Juventus membantah melakukan kesalahan, sementara pengacara mengklaim jaksa tidak membawa cukup bukti untuk mencapai batas yang memadai untuk memberikan putusa baru.(nul)