Bagaimana kabar hubunganmu dengan pasangan? Apakah baik-baik saja? Jika iya, selamat dan pertahankan! Jika tidak, apakah masalah itu berat? Apa kamu butuh break atau putus dari hubungan itu?
Konflik dan perbedaan pendapat dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar lho. Kamu bisa saja saling ngambek dengan pacarmu lalu tak lama rukun kembali setelah mengeobrol dengan ditemani segelas coklat atau kopi. Tapi kalau hal ini sudah membuat kamu overwhlemed dan lelah secara fisik dan batin, apa yang harus dilakukan? Lebih baik break atau putus?
Lebih Baik Break atau Putus?
Veny Mulyani, seorang psikolog klinis mengatakan bahwa break terjadi karena seseorang merasa hampir tidak sanggup untuk membawa suatu hubungan, adanya ketidakcocokan value, prinsip, visi/misi, sikap, dan lainnya bisa menjadi trigger terjadinya break atau putus cinta sementara.
Baca Juga:Yakin Sudah Siap untuk Pacaran? Cek Kesiapan Kamu Sebelum Melepas Status JombloAgile Leadership: Cepat Jadi Pemimpin Anti Kaku!
Jadi bisa dikatakan bahwa break ini adalah fase seseorang yang ingin putus tapi belum mau atau berani untuk benar-benar memutus hubungan.
Saat bertanya lebih baik break atau putus, Veny tidak akan menyarankan untuk break. Beliau lebih menyarankan untuk mengambil me time, yang mana kita mengambil waktu sendiri. Karena sesungguhnya, hubungan tidak perlu istirahat, yang perlu itu orang-orang yang terlibat di dalamnya. 5 hari hingga 1 minggu adalah waktu yang dianjurkan untuk melepas ketegangan dalam diri, untuk merefelks dan merenung.
Lalu Apa yang Bisa Dilakukan?
Pertimbangkan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki hubungan
Jika kamu merasa hubungan masih bisa diperbaiki, maka untuk sementara hindari menimbulkan masalah pada hubungan di luar hubungan inti. Karena orang-orang di luar hubungan inti bisa menimbulkan pendapat yang kurang objektif, yang justru bisa memperbesar masalah. Karena itu, kamu harus segera berbicara dengan pasangan kamu. Atau, jika kamu membutuhkan jarak, luangkan waktu sendirian untuk menenangkan pikiran.
Bisa jadi kamu merasa sakit hati, sehingga hubungan menjadi hambar. Namun, kamu tetap bisa menjadi kunci untuk memperbaikinya sehingga tidak akan muncul pertanyaan labih baik break atau putus. Kamu bisa mencoba membuka diri dan memberi kesempatan pada pasangan kamu. Hubungan yang tegang bisa sangat sulit diperbaiki begitu salah satu orang dalam hubungan mulai menutup diri.