Contoh antibiotik yang digunakan untuk pengobatan kusta adalah:RifampicinDapsoneClofazimineMinocyclineOfloxacin
Di Indonesia, pengobatan kusta umumnya dilakukan dengan metode MDT atau multidrug therapy, yakni pengobatan yang mengombinasikan dua antibiotik atau lebih.
Setelah pengobatan dengan antibiotik, operasi umumnya akan dilakukan sebagai penanganan lanjutan. Operasi bagi penderita kusta bertujuan untuk:
- Menormalkan fungsi saraf yang rusak
- Memperbaiki bentuk tubuh yang cacat
- Mengembalikan fungsi anggota tubuh
Komplikasi Kusta
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati adalah:
Baca Juga:Indonesia Penyumbang Kasus Kusta Nomor 3 di Dunia, Kemenkes Targetkan Eliminasi Kusta di Tahun 202412 Tahun Kondisi Jalan ke Desa Songgodadi di Pekalongan Rusak, Ini Harapannya Warga
1) Mati rasa2) Glaukoma3) Kebutaan4) Gagal ginjal5) Kerusakan bentuk wajah6) Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung7) Kemandulan pada pria8) Lemah otot9) Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang, termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki10)Cacat permanen, seperti alis hilang, cacat pada jari kaki, tangan, dan hidung11)Selain itu, diskriminasi yang dialami penderita dapat mengakibatkan tekanan psikologis atau bahkan depresi. Hal tersebut berisiko memunculkan keinginan penderitanya untuk melakukan percobaan bunuh diri.
Pencegahan Kusta
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan upaya terbaik untuk mencegah komplikasi dan penularan kusta. Selain itu, menghindari kontak dengan hewan pembawa bakteri kusta juga penting untuk mencegah kusta.
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta kepada masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah penting agar para penderita mau memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan.
Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif tentang kusta dan diskriminasi terhadap penderita kusta. (had)