Kecuali itu, belajar dari wabah PMK dan LSD yang membuat peternak kelimpungan, Taufik pun menyampaikan aspirasi para koleganya yang mengharapkan adanya kanal resmi pemerintah untuk ruang sharing komunikasi dan informasi.
Sebagai contoh, akun facebook “Ternak Wedus Sapi Batang Pekalongan” misalnya, belum lama mengunggah status yang menanyakan nomor whatsapp mantri hewan karena sapi-sapinya sedang terjangkit penyakit dengan gejala seperti LSD.
“Aku arep halok nomer wa ne mantri hewan mas e. Soale sapi ne kulo metu penyakit e koyo ngunu lur, tulong bantuan e seng duwe no wa mantri hewan, soale arep tax undang neng omahku Ben nambani sapi kulo lur.”
Baca Juga:Demi Nonton Konser Sheila On 7, Sheila Gank Majalengka Rela Tempuh Jarak 200 an KmShelter PKL Kaliwungu Masih Dibangun, Pedagang Sudah Minta Menempati
Karena itu, Taufik pun meminta Dinas terkait bisa membuatkan media informasi untuk penanganan peternak. “Ya Dinas mungkin bisa membuat media informasi baik cetak ataupun online, atau bisa juga di media sosial, yang fungsinya untuk saluran informasi dan komunikasi. Ya pemerintah kalau ada informasi kebijakan bisa disampaikan, sementara peternak juga bisa melaporkan perkembangan ternaknya yang sakit dan lainnya,” ucap Taufik.
Sementara itu, sebelumnya Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkannak Kabupaten Batang, Syam Manohara, mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih terus melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi penularan LSD pada ternak sapi itu. Satu diantaranya dengan menyuntikan vaksin pada ternak sapi yang belum terjangkit virus LSD. Di mana Kecamatan Bawang menjadi satu satunya kecamatan yang masih berada di zona hijau atau zero penularan LSD.
“Kami kemarin mendapat alokasi vaksin LSD sebanyak 500 dosis, dan sudah kita aplikasikan semuanya. Dan saat ini kami kehabisan stok vaksin jenis lumpyvax dari Afrika Selatan itu. Kami masih mengajukan lagi ke Dirjen Peternakan dan kesehatan hewan lewat dinas peternakan dan kesehatan Provinsi Jateng,” terangnya. (sef)