Berkomunikasi melalui pesan teks merupakan suatu hal yang biasa, baik membahas pekerjaan, berbincang santai, hingga membuat rencana tertentu. Namun, ada kalanya orang juga berargumen melalui chat atau dikenal dengan istilah fexting, dan itu bukan hal yang baik.
Fexting merupakan istilah baru yang merupakan gabungan dari dua kata, yakni fighting atau bertengkar dan texting yang dimaknai sebagai percakapan menggunakan teks. Singkatnya, fexting merupakan istilah yang mewakili situasi pertengkaran atau adu argumen dengan media teks.
Dalam percakapan teks, orang tidak bisa secara tepat membaca nada bicara, ekspresi, dan bahasa nonverbal lainnya. Sehingga kesalahpahaman memiliki potensi besar untuk terjadi.
Baca Juga:6 Hal Ini Tandai Adanya Daddy Issue dalam DirimuAda 5 Level Leadership, Berada di Tingkat Mana Kepemimpinanmu?
Ketika orang melakukan fexting atau berargumen melalui teks, maka potensi terganggunya hubungan akan semakin besar, bahkan dapat menyebabkan masalah serius dan terputusnya pertemanan atau relasi lainnya.
Karenanya, kamu perlu memahami bagaimana tepatnya fexting dapat terjadi dan bagaimana untuk mengatasi serta menghindarinya.
Apa Tepatnya Tanda-Tanda Fexting?
Tanda-tanda fexting. (Sumber: freepik.com)
Dalam percakapan tatap muka, kamu dapat lebih mudah memahami respons orang lain dan mengembalikannya ke arah yang benar ketika percakapan tidak terjadi sesuai keinginan. Akan tetapi, kemudahan serupa tidak diperoleh melalui percakapan teks.
Salah satu cara untuk mengetahui bahwa kamu dan rekanmu berada di situasi fexting adalah dengan memperhatikan emosimu. Jika kamu mulai merasa marah, sakit hati, atau kesal, kamu mungkin berada dalam ruang argumentatif. Jika kamu mengalami tanda-tanda fisik kecemasan, kemungkinan besar kamu sedang menuju perselisihan yang lebih besar.
Selain itu, pada dasarnya chatting atau texting merupakan bentuk komunikasi singkat. Maka, cara langsung untuk mengetahui bahwa kamu berada di situasi fexting adalah ketika kamu atau rekanmu memberikan tanggapan yang semakin lama semakin panjang. Kamu merasa perlu untuk menjelaskan secara detail terkait posisi, perasaan, pendapat, dan lainnya.
Saling berebut untuk berbicara, mengirimkan pesan lebih dulu, mendominasi percakapan, dan sejenisnya juga mencerminkan adanya fexting. Misalnya, kamu mengatakan bahwa rekanmu tidak memahamimu, saling melontarkan kalimat pedas, hingga menggunakan huruf kapital semua atau upper case untuk mensimulasikan suara teriakan.