Baru 66,19 Persen, Partisipasi Program KB PUS di Kendal Dinilai Masih Rendah

Baru 66,19 Persen, Partisipasi Program KB PUS di Kendal Dinilai Masih Rendah
RENDAH - Pasangan usia subur (PUS) di Kabupaten yang sudah menjadi peserta aktif keluarga berencana (KB) tergolong masih rendah. Nur Kholid MS
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Tingkat partisipasi aktif program KB PUS (pasangan usia subur) di Kabupaten Kendal ternyata masih rendah. Sebab dari total 166.819 PUS di Kendal, tercatat baru 110.414 pasangan atau 66,19 persen saja yang berpartisipasi.

Data tersebut seperti dilansir Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP2KBP2PA Kendal per Desember 2022 lalu.

Kepala DP2KBP2PA Kendal, Albertus Hendri Setiawan mengatakan, pihaknya terus menggencarkan upaya menjaring peserta KB aktif pada PUS. Upaya ini dilakukan secara serentak melalui peran para Petugas Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (BPKB) yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kendal. Saat ini jumlah Balai Penyuluh KB di Kabupaten Kendal sebanyak 37 kantor, yang berada di 18 kecamatan.

Baca Juga:Bupati Dico Minta Proyek Prioritas 2023 Dikawal Tuntas[PUISI] Meja Nomor 08

“Kami sudah berkoordinasi dengan PLKB untuk mendorong pasangan usia subur yang belum mengikuti program KB, terutama yang dengan metode jangka panjang, seperti IUD, implan, MOW atau MOP,” katanya, kemarin.

Hendri menyebut, saat ini data PUS Unmetneed atau kebutuhan KB yang belum terpenuhi masih ada 17,44 persen. Karena itu, DP2KBP2PA terus menggalakkan Safari KB hingga melakukan upaya jemput bola ke masyarakat.

“Kami sudah menjadwalkan Safari KB di 20 kecamatan. Dan akan bekerja sama 62 fasilitas kesehatan, baik itu rumah sakit, klinik maupun praktek mandiri bidan,” terangnya.

Sementara itu, Koordinator Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Kendal, Astuti Puji Lestari mengatakan, untuk menjaring peserta KB bagi pasangan usia subur, pihaknya melakukan pendekatan dengan tokoh formal dari instansi terkait, seperti Puskesmas, kelurahan, KUA atau Kementerian Agama. Juga dengan tokoh informal, seperti PKK, organisasi Fatayat, Muslimat, Asyiyah dan lainnya. Kolaborasi ini demi menunjang efektivitas Safari KB maupun jemput bola ke pasangan usia subur yang belum menjadi peserta KB aktif.

“Pendekatan dengan tokoh formal itu, kami koordinasi dengan pihak terkait, misalnya puskesmas untuk kesepakatan pelaksanaan Safari KB, juga dengan pemerintahan kelurahan, untuk berkoordinasi mengenai kegiatan di lapangan, misalnya kalau akan mengadakan Kampung pembinaan KB,” jelasnya.

Kepesertaan KB aktif yang diharapkan adalah dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), seperti IUD, implan, MOW dan MOP. MOW atau Metode Operasi Wanita biasa disebut tubektomi, sedangkan MOP atau Metode Operasi Pria biasa disebut vasektomi. (lid/sef)

0 Komentar