Penculikan Anak: Fact or Fake?Tanpa bermaksud meremehkan para orang tua yang menanggung kecemasan dan kekhawatiran, bahkan sebagian mungkin ada yang paranoid terhadap maraknya isu penculikan anak di berbagai linimasa, fenomenanya sebetulnya hampir sama dengan cerita penunggu pohon duwet di atas.
Pertama, baik murkanya penunggu pohon duwet maupun penculikan anak keduanya sama-sama ada di level isu. Loh, beda dong! Cerita penunggu duwet kan klenik, mistis. Kalau penculikan anak kan gak terkait dengan takhayul begituan. Agh, pembedanya kan hanya cara pandang orang dulu dengan sekarang yang berbeda saja, tapi isi pesannya toh hampir serupa.
Indikator lain bahwa ini hanyalah isu, desas desus, adalah sumber-sumber awal informasinya yang tak jelas. Kecemasan dan keresahan membuat orang cenderung tak berupaya memverifikasi kebenaran informasinya. Sama dengan mitos murkanya penunggu pohon duwet, warga juga tak bisa tahu dari mana awalnya isu ini beredar.
Baca Juga:[PUISI] Ruang Tunggu PasienBaru 66,19 Persen, Partisipasi Program KB PUS di Kendal Dinilai Masih Rendah
Dulu juga ada isu tentang Pak Ogah di kampung kami, orang-orang misterius yang tugasnya mencari kepala anak-anak untuk tumbal setiap ada pembangunan jembatan. Tapi mitos itu tak pernah benar-benar terbukti, dan pada akhirnya menguap seiring pergeseran kesadaran masyarakat karena teknologi dan pendidikan.
Kedua, kedua kasus ini juga sama-sama masif persebaran isunya. Yang membedakan hanyalah media informasinya, dulu lewat menggosip dan getok tular, sekarang lewat berbagai platform media sosial. Ketiga, isunya sama-sama mencemaskan, membuat takut masyarakat.
Yang jelas, sejauh tak ada bukti, maka derajatnya hanyalah isu. Bahkan, kalaupun memang ada kasus penculikan anak di sebuah daerah, toh bisa jadi sifatnya kasuistik, bukan sebuah program yang katakanlah dirancang untuk melakukan aksi penculikan anak secara massal di seluruh Indonesia. Yang tak kalah penting, isu penculikan anak bukanlah bid’ah alias hal baru, hahaha. Karena isu ini sudah beberapa kali muncul dalam lima sampai tujuh tahun terakhir, tetapi selalu timbul dan tenggelam.
Pihak kepolisian sendiri sudah menegaskan bahwa isu penculikan anak ini adalah hoaks. Kapolres Batang, AKBP Saufi Salamun, misalnya, baru-baru ini membuat pernyataan yang menegaskan bahwa isu penculikan anak di Batang itu hoaks. Kesimpulan yang sama pun diperoleh dari Pekalongan dan Kendal.