1 Anak Meninggal Dunia
JAKARTA, RADARPEKALONGAN.ID – Kasus baru gagal ginjal akut pada anak kembali ditemukan pada awal tahun 2023 ini.
Temuan kasus gagal ginjal atau gangguan ginjal akut ini sebelumnya sempat ramai pada Oktober 2022 lalu. Lalu sejak Desember 2022 sudah tidak ada temuan kasus baru.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan menyatakan telah mendapatkan laporan kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
Baca Juga:Pelaku Perampokan Juragan Batik di Pekalongan DitangkapSyekh Aun di Pengajian Kliwonan Kanzus Sholawat Habib Luthfi: Khidmah kepada Guru dan Ulama Membawa Keberkahan
Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril mengungkapkan ada dua penambahan kasus tercatat pada tahun ini, yakni terdiri dari satu kasus GGAPA dan satu kasus suspek. Bahkan satu kasus GGAPA ini menyebabkan satu anak meninggal dunia.
Dia menjelaskan dua kasus baru gangguan ginjal akut tersebut sebelumnya telah dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
“Kemenkes meminta agar Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah lain untuk aktif memantau pasien dengan gejala GGAPA, dan segera merujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk Kemenkes untuk menangani pasien tersebut,” jelas dr. M Syahril dalam keterangan tertulis yang dilansir Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Senin, 6 Februari 2023.
Kronologi Temuan Kasus Baru GGAPA
Kemenkes menjelaskan kronologi laporan kasus baru gangguan ginjal akut atau GGAPA ini sebagai berikut:
- Satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion.
- Pasien tersebut pada tanggal 28 Januari mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria) kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo Jakarta untuk mendapatkan pemeriksaan.
- Pada 31 Januari 2023 pasien tersebut mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.Dikarenakan ada gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa.
- Pada 1 Februari 2023, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD, dan pasien sudah mulai buang air kecil.
“Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole, namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia,” lanjut dr. Syahril.