Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) manfaatkan teknologi digital dalam setiap pelatihan dan layanan. Selain bisa melayani masyarakat dalam jumlah yang sangat masif, penggunaan teknologi digital tidak membutuhkan anggaran besar.
Demikian dikatakan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag Suyitno di Jakarta, Selasa.
“Tidak mungkin mereka dilayani secara reguler, tatap muka. Pelayanan manual ini jangkauannya kecil, sedikit, lambat, dan terbatas. Harus kita tinggalkan,” ujarnya dilansir dari antara.
Baca Juga:Instruktur Safety Riding AHM Ukir Prestasi di Kompetisi Safety Riding Asia & OceaniaJelang Puncak Acara 1 Abad NU Sidoarjo Akan Macet, Masyarakat Diharap Cari Jalur Alternatif
Suyitno mengatakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag sekitar 237 ribu orang dan jka ditambah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan masyarakat yang membantu tugas Kemenag jumlahnya hampir 1,8 juta orang.
Fakta ini, kata dia, menuntut adanya layanan yang juga sangat besar. Menurutnya, layanan pelatihan berbasis teknologi sangat relevan di zaman yang terus berkembang maju. Biayanya murah sehingga anggaran yang digunakan juga sangat efisien.
“Harus ada teknologi untuk membantu melayani mereka,” katanya.
Suyitno mencontohkan pelaksanaan pelatihan Kurikulum Merdeka yang saat ini tengah berlangsung dengan menggunakan MOOC (Massive Open Online Course) Pintar, secara anggaran sangat efisien.
“Biayanya murah, efisiensi anggarannya lebih dari seratus miliar rupiah. Pemanfaatan uang negara sangat tepat,” kata dia. (ant)