Kasus LSD di Kendal Meluas ke 16 Kecamatan, 204 Sapi Terpapar

Kasus LSD di Kendal Meluas ke 16 Kecamatan, 204 Sapi Terpapar
UPAYA - Dinas Pertanian dan Pangan Kendal terus berupaya menekan penyebaran kasus LSD pada ternak sapi dan kerbau. NUR KHOLID MS
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Persebaran kasus LSD di Kendal meluas hingga ke 16 kecamatan. Wabah Lumpy Skin Disease ini bahkan telah menjangkiti 204 ekor sapi, dari sebelumnya 183 sapi pada 20 Januari 2023.

Data dari DPP Kendal, pada 20 Januari lalu terdapat hewan sapi yang terpapar LSD sebanyak 183 ekor. Namun sekarang naik menjadi 204 ekor sapi yang terpapar LSD.

“Penyebarannya yang semula berada di 13 kecamatan, namun sekarang meluas menjadi 16 kecamatan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, Rabu (7/2/2023).

Baca Juga:Hasil Asesmen, Oknum Anggota Dewan Kota Pekalongan Ini Dipastikan Pecandu AktifEra Media Sosial, Ketua DPRD Batang Berharap Pers jadi Alat Verifikasi Informasi

Diungkapkan, kasus terbanyak berada di Desa Blorok ada 25 ekor, Desa Penjalin 17 ekor, dan Desa Tunggulsari ada 12 ekor. Berikutnya berada di Desa Pamriyan ada 10 ekor, Desa Botomulyo dan Rejosari, masing-masing ada 6 ekor. Sampai saat ini masih menuntaskan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK), terutama hewan sapi.

Persebaran Tertinggi Kasus LSD di Kendal

DesaJumlah Sapi Terpapar  
Blorok25 ekor
Penjalin17 ekor
Tunggulsari12 ekor
Pamriyan10 ekor
Botomulyo6 ekor
Rejosari              6 ekor  

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kendal

Karena kasus LSD di Kendal meluas, DPP Kendal juga terus mengintensifkan petugas kesehatan hewan atau para mantri ternak untuk memberikan sosialisasi pencegahan maupun pengobatan bagi ternak yang terpapar LSD.

“Tiap hari petugas ditarget untuk mendatangi minimal dua desa yang terdapat ternak sapi, sekaligus memberikan penyuluhan untuk mencegah penyakit LSD,” terangnya.

Dinas Pertanian dan Pangan juga telah mengimbau pedagang sapi atau kerbau untuk tidak membeli sapi atau kerbau di daerah yang terjangkit wabah LSD. Selain itu juga selalu menjaga kebersihan kandang hewan.

Sementara itu, salah satu pedagang sapi di Desa Lanji Patebon, Jumiati mengatakan, sekitar 6 bulan ini dirinya tidak berani mendatangkan sapi maupun mengirimkan sapi ke pelanggan ke luar daerah. Pasalnya, bisa saja terjadi penularan LSD ketika hewan sapi dalam perjalanan, sehingga akan mengalami kerugian.

Apalagi, lanjut Jumiati, diketahui kasus LSD di Kendal meluas. Karena itu, saat ini ia hanya fokus merawat hewan ternak sapi supaya kondisinya sehat. Ia dibantu anaknya yang ikut merawat sapi.

0 Komentar