Saat Perempuan Bilang Terserah dan Kamu Mendadak Migrain

Saat perempuan bilang terserah
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Sebagai laki-laki, apa yang kamu lakukan saat perempuan bilang terserah? Kalau bingung, mari simak simulasi yang besar kemungkinan relate dengan pengalamanmu berinteraksi dengan kaum hawa.

Yang pasti, adegan saat perempuan bilang terserah ke pasangannya, ini tidaklah sesederhana alur sinetron Indonesia, gaes. Simak adegan imajiner yang bisa jadi riil bagi kamu: Saat perempuan bilang terserah!

“Aku bosan, pengen makan di luar.” Begitu kalimat si bebeb, tanpa didahului hujan atau angin, apalagi geluduk yang mak jegerrr. Tapi dia bilang begitu sambil mukanya sedikit ditekuk.

Baca Juga:ASFA Foundation Bantu Korban Gempa Turki dan Suriah 100.000 USDSDIT Permata Hati Batang Kirimkan 30 Peserta ke Kemnas V Sako Pramuka SIT Indonesia

Sebagai lelaki siaga, kamu wellcome dong. “Hayuuk. Di mana, pengen makan apa Beb?”

“Apa aja, terserah kamu.” Sampai di sini, kamu mulai auto bingung dong.

Perasaan dia yang punya inisiatif, harusnya dia mikir dong, mau makan apa dan di mana. Kenapa malah nanya ke aku. Tapi ini cuma grundelanmu di hati, jangan sampai diucapkan di depan si doi. Meski kamu tak salah, tapi ucapanamu bisa menjelma perang dunia ketiga.

Tak mau ribet, kamu pun berpikir keras demi menjaga mood si doi. Berinisiatif mengusulkan menu makan yang kira-kira menggugah seleranya, atau tempatnya yang bisa nge- booster vibe kalian berdua.

“Di Sari Resto aja yok, tempat baru, asyik buat hang out. Menunya juga enak kok, kumplit lagi.”

“Nggak mau ah,” jawab si bebeb amat singkat. Padahal kamu sudah presentasi 10 menit, wkwkwk.

“Ya udah, kalau di Kafe Senja gimana? Tempatnya juga asyik, ada live acoustic nya.”

Baca Juga:BNN Batang Resmi Kirim JZ dan UBS ke Balai Besar Rehabilitasi Lido BogorSarapan Pagi dan Perkembangan Kesehatan Siswa

“Nggak ah.” Karena dua tawaranmu di- reject mentah-mentah, kamu pasti mulai sebel. Tapi ya itu, tetap berusaha tenang dan sabar. Kamu tawarin yang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya, tetapi tak satupun yang diamini si doi. Urat lehermu sudah berkontraksi sejak tadi, kepala mendadak migrain, akhirnya memberanikan diri melepaskannya pelan dan perlahan.

“Lah maunya apa beb, aku tawarin nggak ada yang mau. Kamu bilang aja kenapa, nanti kita ke sana.”

“Nggak mau ah.” Jawabannya tetap cool dan flate.

0 Komentar