Karena UIN Sunan Kalijaga memiliki inklusifitas dan dalam rangka turut menciptakan perdamaian dunia dan persatuan bangsa, maka pimpinan mengusulkan kepada Senat Universitas agar penganugerahan doktor kehormatan ini juga diberikan kepada tokoh dari satu organisasi Islam yang lain, yaitu Muhammadiyah, dan dari agama lain, yakni Katolik.
“Senat Universitas melakukan rapat dan disetujui. Dalam proses yang cukup panjang, akhirnya Senat dan Pimpinan UIN Sunan Kalijaga menyetujui dua nama lagi, yakni Dr. Sudibyo Markus, M.B.A dari Muhammadiyah dan Cardinal Miguel Angel Ayuso Guixiot, M.C.C.J. dari Vatikan,” kata Sahiron.
UIN Sunan Kalijaga berharap agar pemberian doktor honoris causa ini dapat menyuntikkan semangat yang lebih tinggi bagi ketiga promovendus untuk dapat mewujudkan perdamaian dunia.
Baca Juga:STMIK Widya Pratama Wujudkan Mahasiswa Berjiwa Sosial Tinggi dengan Capacity BuildingPengin Dimudahkan Rezeki, Rajinlah Sholat Lima Waktu
“Kami berharap pemberian Dr HC ini dapat memberikan semangat lebih besar lagi kepada KH Yahya Cholil Staquf, Cardinal Ayuso dan Pak Sudibyo untuk terus memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan perdamaian dunia,” pintanya.
Selain itu, sebagai doktor, tiga tokoh tersebut juga dapat melakukan aktivitas akademik, baik mengajar, meneliti, ataupun menguji di tingkat pascasarjana. “Sebagai doktor, beliau-beliau dapat dan berhak melakukan aktivitas akademik, seperti mengajar dan menguji di pascasarjana, melakukan penelitian, dan melaksanakan pengabdian di masyarakat luas.
Selanjutnya penganugerahan tersebut akan dilaksanakan di Gedung Prof HM Amin Abdullah atau Multipurpose UIN Sunan Kalijaga, Jalan Marsda Adisucipto, Yogyakarta, pada Senin (13/2/2023).
Ditempat terpisah, Ketua PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom SSi mengaku ikut senang dengan dianugerahkannya gelar doktor kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga kepada Gus Yahya.“Kami mengucapkan selamat atas penganugerahan DR HC kepada Gus Yahya.” (dur/nu.online)